1. Selalu ingin menatapnya
Dr Lucy Brown,
ahli syaraf dan profesor di Albert Einstein College of Medicine
mengungkap mata salah satu yang terpenting saat seseorang jatuh cinta.
Ketika sedang jatuh hati, tanpa sadar Anda akan sulit untuk mengalihkan
pandangan dari objek yang Anda sayangi. _eka_boy@ovi.comManusia secara alami akan melakukan kontak mata, dan akan melakukannya untuk kepentingan romantis. "Salah satu manifestasi jatuh cinta adalah melamun di sekitar orang tersebut dan selalu menatapnya."
2. Merasa melayang
Saat
membicarakan kekasih baru Anda, seringkali Anda membicarakannya dengan
penuh semangat dan tak bosan, seolah Anda baru saja minum suplemen
super._eka_boy@ovi.com
"Jatuh cinta membuat orang melayang, sama seperti euforia pada mereka yang mengonsumsi kokain," ujar Dr Brown.
Gejala fisik jatuh cinta seperti para pecandu: energi meningkat, denyut jantung dan tekanan darah naik. Bahkan beberapa orang merasa tak dapat tidur atau hanya makan sedikit. Ini akibat otak menghasilkan dopamin dalam jumlah besar saat jatuh cinta, juga kimia norepinefrin yang mempercepat jantung ketika melihat si dia dan merasa gugup hingga berkeringat berada di sekitarnya.
3. Tak dapat menahan diri untuk selalu menyentuhnya
Tak hanya ingin melihatnya secara visual, Anda akan selalu ingin dekat pada orang yang Anda cinta. Ini menjelaskan mengapa saat menyukai seseorang Anda kan melakukan apapun untuk sekedar bersentuhan tangan atau menyentuh rambutnya.
Dr Bianca Acevedo, Ilmuwan tamu di Universitas New York mengatakan, ketika sedang jatuh cinta, tubuh tanpa sadar akan saling bersandar satu sama lain. Ini merupakan manifestasi fisik dari otak untuk mencapai kedekatan emosional dengan orang yang dicintai.
4. Tak bisa berhenti memikirkannya
Tingkat
dopamin tinggi membuat seseorang akan berpikir tentang kekasih hingga
85 persen tiap hari, yang dikenal dengan 'pikiran intrusif'._eka_boy@ovi.comMenurut Dr Brown, "Pada tahap awal dari cinta romantis, kebanyakan orang selalu memikirkan orang yang mereka cintai dan menjadi obsesi. Kendati terdengar ekstrim, hal ini normal. "Jika kurang dari 40 persen, maka itu bukan cinta sebenarnya. Tingkat obsesi saat jatuh cinta sering dikaitkan dengan obsesif-kompulsif."
Pasien obsesif kompulsif diberi pengobatan dengan meningkatkan kadar serotonin mereka. Ilmuwan menemukan, penurunan serotonin di otak menimbulkan perilaku serupa saat seseorang jatuh cinta.
Sebagian pakar menyatakan jatuh cinta adalah salah satu jenis
kecanduan bukan emosi. Cinta juga mengaktifkan daerah subkortikal dan
kortikal otak, yang berhubungan kecanduan obat-obatan terlarang.
Bukan hanya sekadar "bersama demi anak-anak", cinta pasangan
berkembang dan ditularkan pada keturunan mereka. Sebagian ilmuwan setuju
bahwa cinta tak berkurang, tapi selalu berkembang. Dr Brown sependapat
bahwa jika jatuh cinta, "Anda tahu kapan itu terjadi." _eka_boy@ovi.com
5. Cinta memudar
Perasaan
cinta mengebu-gebu, seiring waktu akan melandai serta mengalami pasang
surut. Sebagian pasangan tetap bersama karena menjaga dan tetap
mengingat perasaan romantis dan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar