JELAJAHI LEBIH BANYAK ILMU PENGETAHUAN MENARIK DI DALAM BLOG INI, BILA INGIN MENYAMPAIKAN SARAN DAN KRITIK BISA COMENT LANGSUNG DI BLOG INI (TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA) BERBAGI ILMU: DASAR GENETIK PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO

DASAR GENETIK PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO


PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
 
DASAR GENETIK

Persilangan tanaman atau makhluk hidup lainnya yang menarik minat manusia adalah sesuatu yang menjadi perhatian kalangan tertentu dari masa ke masa. Pemuliaan tanaman atau makhluk hidup lainnya biasanya bertujuan untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul (bibit unggul).
Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan metode – metode seleksinya
Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan metode – metode seleksinya.   
Banyaknya genotipe suatu keturunan hasil perkawinan bisa diduga dan diperhitungkan, hanya ketepatan peramalan sangat tergantung pada beberapa faktor misalnya jumlah lokus serta allele yang dimiliki, genotipe orang tua serta banyaknya gamet yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keturunan – keturunan tersebut semakin banyak, akan merupakan suatu populasi genetis yang semakin berkembang karena adanya persilangan antara individu – individunya. Dalam perkembangannya, mungkin suatu populasi akan menjadi lebih baik atau sebaliknya, sesuai dengan perubahan komposisi gen yang dimilikinya.
Dalam populasi kita hanya bisa mengerti genotipe dan menduga genotipenya. Dari sini bisa dihitung frekuensi gen dalam populasi tersebut.
Frekuensi gen A = P + ½ H = 0,25 + ½ (0,10) = 0,30 = p
Frekuensi gen a = a + ½ H = 0,65 + ½ (0,10) = 0,70 = q
Apabila dalam populasi terjadi kawin acak maka perbandingan genotipe pada generasi berikutnya yaitu :
AA = p2 = (0,3)2 = 0,09
Aa = 2pq = 2(0,7)(0,3) = 0,42
Aa = q2 = (0,7)2 = 0,49
Frekuensi gen A = 0,09 + ½ (0,42) = 0,30
Frekuensi gen a = 0,49 + ½ (0,42) = 0,70
Dari contoh di atas ternyata frekuensi genotipe berubah sedangkan frekuensi gennya tetap. Ini disebabkan populasi tersebut belum ada dalam keseimbangan (equilibrium), tetapi pada generasi selanjutnya frekuensi gen dan genotipenya akan selalu konstan. Frekuensi gen pada generasi keturunan tidak tergantung dari frekuensi genotipe orang tuanya tetapi tergantung dari frekuensi gen orang tuanya.
Ø    Perubahan Frekuensi Gen
Bagi pemulia tanaman faktor seleksi adalah penting. Seleksi ini dapat terjadi secara alamiah maupun buatan (dilakukan oleh manusia). Secara alam, misalnya, suatu individu mempunyai keturunan yang lebih sedikit dibandingkan rata–rata individu yang lain sehingga frekuensinya semakin berkurang atau keadaan lingkungan mempengaruhi individu–individu yang akan disidangkan atau dibuang. Kecepatan perubahan gen ini tergantung dari :
1. Intensitas seleksi (banyaknya individu yang diseleksi)
2. Frekuensi gen yang diseleksi
3. Sifat gen yang diseleksi, dominan atau resesifn 

Seleksi dengan intensitas tertentu akan lebih efektif bila sifat yang diseleksi banyak terdapat dalam populasi dan tidak efektif bila sifat tersebut jarang. Sering dikatakan bahwa kemajuan seleksi mula – mula tepat tetapi kemudian menurun pada generasi yang lebih lanjut. Ternyata hal ini tidak demikian. Apabila suatu sikap yang disukai jarang terdapat dalam populasi (frekuensi rendah), kemudian diseleksi dengan intensitas yang tetap dari generasi ke generasi maka generasi permulaan kemajuan seleksi amat lambat. Tetapi pada generasi yang lebih lanjut frekuensi gen yang diseleksi dalam populasi bertambah sehingga kemajuan seleksi dalam populasi bertambah sehingga kemajuan seleksi makin cepat sampai mencapai maksimum kemudian menurun lag

Artikel Terkait:

1 komentar:

Cream Pemutih Ketiak dan Selangkangan mengatakan...

terima kasih telah berbagi ilmu pertanian ini. sangat bermanfaat ini. semoga terus menginspirasi