Pakar kebumian LIPI Danny Hilman menyatakan gempa yang terjadi di pantai Barat Sumatra berbeda dengan gempa Aceh, Nias, dan Padang yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Meskipun gempa cukup besar dengan skala 8,5 SR tapi tidak berpotensi terjadi tsunami besar seperti yang terjadi di Aceh, Nias, atau Padang," kata Danny saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (11/4).
Alasannya, subduksi yang terjadi cukup jauh meski kedalamannya 10 km.
"Jaraknya sekitar 500 kilometer. Bila diukur jaraknya dari Nias sampai Sumatra Barat sekitar 500 kilometer. Ditambah lagi jenis pergerakannya mendatar karena ada patahan-patahan dari utara ke selatan yang masih aktif."
Pergerakan mendatar ini akhirnya membuat air laut tidak tersedot ke dasar kemudian dimuntahkan keluar seperti peristiwa tsunami di Aceh beberapa tahun lalu.
"Permukaan air laut tidak terangkat tapi mendatar. Kalau ada tsunami kecil pasti ada. Namun tidak sebesar itu," imbuhnya.
Menurutnya gempa di Seumeleu pernah terjadi pada 2000, dengan kekuatan 7,9 SR. "Dan peristiwanya di tempat yang sama. Kalau sekarang lebih besar karena memang di sana ada patahan aktif. Cuma ini gempa unik karena baru sekarang ini saya melihat ada patahan seismik yang bergeser, tapi menjadi sebuah gempa besar. Ini unik sekali."
Dia meminta agar warga untuk tidak panik. "Gempa susulan pasti ada walau besarnya tidak sama dengan gempa pertama. Kerusakan-kerusakan bangunan kemungkinan ada, tapi harus dicek seberapa parahnya," pungkas Danny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar