Duel El Clasico antara Real Madrid kontra Barcelona di final Champions League boleh menjadi final impian. Namun, Bayern Munich dan Chelsea punya ambisi besar membuyarkan final sesama klub Spanyol itu.
Duel penuh dendam antara Madrid dan Barcelona di partai puncak Champions League memang telah ramai dibicarakan. Keduanya diyakini banyak kalangan akan mampu melewati hadangan di partai semifinal. Maklum, dua tim ini dipenuhi pemain-pemain terbaik di seantero jagat.
Namun, sesuatu yang naif jika telah menganggap final menjadi milik dua klub La Liga itu. Sebab, sepakbola bukan matematika yang dapat dipastikan. Bayern tetap punya peluang menyingkirkan Madrid, begitu juga dengan Chelsea yang akan menjadi lawan Barcelona.
Munich lebih dulu mencoba untuk menghadang jalan Madrid menuju final pada leg 1 babak semifinal yang dipimpin wasit Howard Webb. Dan tak sedikit yang justru menganggap duel Madrid vs Munich ini layak menjadi final Champions League jika menengok catatan sejarah.
Madrid saat ini menjadi klub paling sukses di kompetisi termegah Benua Biru itu. Madrid sukses mengangkat 9 trofi dari 12 percobaan di partai puncak. Sedangkan dari tiga tim lain yang tersisa di babak semifinal, Munich punya catatan paling baik dibanding Barcelona dan Chelsea.
Munich tercatat 8 kali mencapai babak final dengan torehan empat trofi. Sedangkan Barcelona baru 7 kali mencapai final meski juga tercatat empat kali menjadi kampiun. Sedangkan Chelsea belum pernah merasakan trofi idaman ini.
Soal peluang, Munich punya segudang alasan untuk tetap pantas diunggulkan pada laga leg 1 dini hari nanti. Catatan FC Hollywood saat melawan Madrid di Allianz Arena sangat pantas membuat Madrid ketar-ketir.
Dalam 9 kali pertemuan di Allianz Arena, Munich tak pernah kalah dengan mencatat 8 kemenangan dan hanya sekali imbang. Bahkan, dari total 18 kali pertemuan, Munich masih dominan dengan 10 kemenangan, 6 kekalahan dan 2 hasil imbang.
Terakhir, dua tim ini bentrok di Allianz Arena pada babak 16 besar Champions League 2007. Saat itu, Munich menang 2-1 dan memastikan lolos ke fase berikutnya setelah unggul gol tandang.
Tak hanya itu, Bayern juga punya sederet pemain yang mampu menghadirkan mimpi buruk bagi Los Blancos. Meski masih kalah produktif dari Madrid, namun trisula Die Roten yang ditempati Franck Ribery, Mario Gomez dan Arjen Robben tetap menjadi momok yang ditakuti.
Itu belum ditambah dengan kepintaran pelatih Jupp Heynckes dalam meracik strategi. Heynckes tercatat sebagai salah satu pelatih yang sukses memberikan trofi Champions League bagi Madrid pada 1998.
Rasa was-was itu juga dengan seragam ditunjukkan para pemain Madrid termasuk Marcelo. Menurut bek sayap Madrid ini, Bayern pantas mewaspadai Munich meski timnya kini lebih diunggulkan.
"Kami akan melakukan yang terbaik di Munich. Madrid selalu menjadi favorit di semua kompetisi dan pertandingan, namun kami harus tetap rendah hati agar bisa meraih kemenangan," kata Marcelo dikutip Soccerway, Senin 16 April 2012.
Hal senada juga diungkapkan gelandang Madrid, Xabi Alonso dan Ricardo Kaka. “Kami tahu Bayern cukup baik. Mereka memiliki pemain-pemain yang sangat berbakat yang bisa mengobrakabrik pertahanan kami. Tapi, kami akan berusaha untuk mengalahkan mereka. Saya tentunya mengharapkan hasil yang bagus di leg 1,” kata Alonso.
"Mereka yang bermain di lini serang Bayern adalah pemain-pemain yang paling kami takuti. Franck Ribery tampil luar biasa saat melawan Olympique Marseille. Arjen Robben sedang bermain sangat bagus, dan Mario Gomez sudah mencetak 11 gol di Liga Champions musim ini," kata Kaka beberapa waktu lalu.
Munich Waspadai Mourinho
Duel penuh dendam antara Madrid dan Barcelona di partai puncak Champions League memang telah ramai dibicarakan. Keduanya diyakini banyak kalangan akan mampu melewati hadangan di partai semifinal. Maklum, dua tim ini dipenuhi pemain-pemain terbaik di seantero jagat.
Namun, sesuatu yang naif jika telah menganggap final menjadi milik dua klub La Liga itu. Sebab, sepakbola bukan matematika yang dapat dipastikan. Bayern tetap punya peluang menyingkirkan Madrid, begitu juga dengan Chelsea yang akan menjadi lawan Barcelona.
Munich lebih dulu mencoba untuk menghadang jalan Madrid menuju final pada leg 1 babak semifinal yang dipimpin wasit Howard Webb. Dan tak sedikit yang justru menganggap duel Madrid vs Munich ini layak menjadi final Champions League jika menengok catatan sejarah.
Madrid saat ini menjadi klub paling sukses di kompetisi termegah Benua Biru itu. Madrid sukses mengangkat 9 trofi dari 12 percobaan di partai puncak. Sedangkan dari tiga tim lain yang tersisa di babak semifinal, Munich punya catatan paling baik dibanding Barcelona dan Chelsea.
Munich tercatat 8 kali mencapai babak final dengan torehan empat trofi. Sedangkan Barcelona baru 7 kali mencapai final meski juga tercatat empat kali menjadi kampiun. Sedangkan Chelsea belum pernah merasakan trofi idaman ini.
Soal peluang, Munich punya segudang alasan untuk tetap pantas diunggulkan pada laga leg 1 dini hari nanti. Catatan FC Hollywood saat melawan Madrid di Allianz Arena sangat pantas membuat Madrid ketar-ketir.
Dalam 9 kali pertemuan di Allianz Arena, Munich tak pernah kalah dengan mencatat 8 kemenangan dan hanya sekali imbang. Bahkan, dari total 18 kali pertemuan, Munich masih dominan dengan 10 kemenangan, 6 kekalahan dan 2 hasil imbang.
Terakhir, dua tim ini bentrok di Allianz Arena pada babak 16 besar Champions League 2007. Saat itu, Munich menang 2-1 dan memastikan lolos ke fase berikutnya setelah unggul gol tandang.
Tak hanya itu, Bayern juga punya sederet pemain yang mampu menghadirkan mimpi buruk bagi Los Blancos. Meski masih kalah produktif dari Madrid, namun trisula Die Roten yang ditempati Franck Ribery, Mario Gomez dan Arjen Robben tetap menjadi momok yang ditakuti.
Itu belum ditambah dengan kepintaran pelatih Jupp Heynckes dalam meracik strategi. Heynckes tercatat sebagai salah satu pelatih yang sukses memberikan trofi Champions League bagi Madrid pada 1998.
Rasa was-was itu juga dengan seragam ditunjukkan para pemain Madrid termasuk Marcelo. Menurut bek sayap Madrid ini, Bayern pantas mewaspadai Munich meski timnya kini lebih diunggulkan.
"Kami akan melakukan yang terbaik di Munich. Madrid selalu menjadi favorit di semua kompetisi dan pertandingan, namun kami harus tetap rendah hati agar bisa meraih kemenangan," kata Marcelo dikutip Soccerway, Senin 16 April 2012.
Hal senada juga diungkapkan gelandang Madrid, Xabi Alonso dan Ricardo Kaka. “Kami tahu Bayern cukup baik. Mereka memiliki pemain-pemain yang sangat berbakat yang bisa mengobrakabrik pertahanan kami. Tapi, kami akan berusaha untuk mengalahkan mereka. Saya tentunya mengharapkan hasil yang bagus di leg 1,” kata Alonso.
"Mereka yang bermain di lini serang Bayern adalah pemain-pemain yang paling kami takuti. Franck Ribery tampil luar biasa saat melawan Olympique Marseille. Arjen Robben sedang bermain sangat bagus, dan Mario Gomez sudah mencetak 11 gol di Liga Champions musim ini," kata Kaka beberapa waktu lalu.
Munich Waspadai Mourinho
Meski pemain Madrid punya rasa was-was, namun tak dapat disanggah jika para pemain Bayern lebih merinding menghadapi duel ini. Madrid tetaplah Madrid, tim yang dipenuhi pemain bintang macam Cristiano Ronaldo, Angel Di Maria, Karim Benzema hingga kapten timnas Spanyol, Iker Casillas.
Tak hanya itu, Madrid saat ini juga ditukangi pelatih yang dianggap sebagai salah satu pelatih tersukses di kompetisi termegah klub-klub Eropa itu. Adalah Jose Mourinho yang justru membuat bulu kuduk pemain Munich merinding.
Entrenador asal Portugal ini telah membuktikan kelasnya sebagai ahli strategi saat membawa FC Porto (2004) dan Inter Milan (2010) merengkuh trofi paling megah Eropa itu. Terlebih, The Special One juga yang mengubur ambisi Bayern menjadi juara kampiun saat ditekuk Inter Milan 2-0 di final 2010.
Robben menjadi pemain yang paling meresahkan keberadaan pelatih kontroversial itu. Winger timnas Belanda ini bahkan menilai Munich butuh tampil 120 persen untuk dapat mengalahkan Madrid dengan Mourinho-nya.
"Tak ada rahasia untuk Madrid. Mereka punya potensi sangat besar, itu jelas. Tapi, hal terpenting adalah mereka punya pelatih terbaik (Jose Mourinho) yang selalu tahu bagaimana bermain di kompetisi seperti ini," kata Robben.
"Mereka punya kualitas serangan yang luar biasa. Anda tidak boleh memberikan ruang 1 meter saja. Anda harus terus menempel mereka sepanjang pertandingan," lanjut pemain yang pernah memperkuat Madrid era 2007-2009 ini.
Mourinho justru menempatkan Bayern sebagai unggulan dan memilih pasukannya sebagai kuda hitam. Namun, ucapan Mourinho ini tampaknya sebagai sengatan balasan atas beberapa komentar sosok-sosok penting Munich.
"Uli Hoeness, Franz Beckenbauer, Karl-Heinz Rummenigge, Oliver Kahn dan Ottmar Hitzfeld mengatakan bahwa Madrid bukan tim besar. Itu menandakan Bayern lebih kuat. Kami akan menjadi underdogs," kata Mourinho.
Sengatan yang dibungkus dalam kalimat pujian itu juga diperlihatkan Mourinho yang kemudian tak terlalu memandang catatan-catatan bagus Bayern saat bersua Madrid di Allianz Arena. Menurut Mou, itu hanya catatan sejarah belaka.
Robben Versus Ronaldo
Tak hanya itu, Madrid saat ini juga ditukangi pelatih yang dianggap sebagai salah satu pelatih tersukses di kompetisi termegah klub-klub Eropa itu. Adalah Jose Mourinho yang justru membuat bulu kuduk pemain Munich merinding.
Entrenador asal Portugal ini telah membuktikan kelasnya sebagai ahli strategi saat membawa FC Porto (2004) dan Inter Milan (2010) merengkuh trofi paling megah Eropa itu. Terlebih, The Special One juga yang mengubur ambisi Bayern menjadi juara kampiun saat ditekuk Inter Milan 2-0 di final 2010.
Robben menjadi pemain yang paling meresahkan keberadaan pelatih kontroversial itu. Winger timnas Belanda ini bahkan menilai Munich butuh tampil 120 persen untuk dapat mengalahkan Madrid dengan Mourinho-nya.
"Tak ada rahasia untuk Madrid. Mereka punya potensi sangat besar, itu jelas. Tapi, hal terpenting adalah mereka punya pelatih terbaik (Jose Mourinho) yang selalu tahu bagaimana bermain di kompetisi seperti ini," kata Robben.
"Mereka punya kualitas serangan yang luar biasa. Anda tidak boleh memberikan ruang 1 meter saja. Anda harus terus menempel mereka sepanjang pertandingan," lanjut pemain yang pernah memperkuat Madrid era 2007-2009 ini.
Mourinho justru menempatkan Bayern sebagai unggulan dan memilih pasukannya sebagai kuda hitam. Namun, ucapan Mourinho ini tampaknya sebagai sengatan balasan atas beberapa komentar sosok-sosok penting Munich.
"Uli Hoeness, Franz Beckenbauer, Karl-Heinz Rummenigge, Oliver Kahn dan Ottmar Hitzfeld mengatakan bahwa Madrid bukan tim besar. Itu menandakan Bayern lebih kuat. Kami akan menjadi underdogs," kata Mourinho.
Sengatan yang dibungkus dalam kalimat pujian itu juga diperlihatkan Mourinho yang kemudian tak terlalu memandang catatan-catatan bagus Bayern saat bersua Madrid di Allianz Arena. Menurut Mou, itu hanya catatan sejarah belaka.
Robben Versus Ronaldo
Dalam laga panas di Allianz Arena nanti, ada dua pemain yang diyakini akan menjadi sorotan. Ronaldo di kubu Madrid dan Arjen Robben di kubu Bayern. Kedua pemain ini menjadi sosok kunci bagi masing-masing tim.
Pentingnya dua pemain ini dalam duel dini hari nanti juga diakui kapten Bayern Munich, Philipp Lahm. Menurut Lahm, sosok Ronaldo menjadi pemain yang pantas diwaspadai pasukan Die Roten. Torehan 53 gol dalam 48 laga di semua ajang musim ini telah menjadi bukti sahih CR7 sangat mematikan.
"Anda harus bagus dalam bertahan saat melawan dia (Ronaldo) dan seluruh pemain yang mereka miliki. Pemain-pemain individual tidak pernah menjadi 100 persen jika dimatikan," kata Lahm dilansir yahoosport.
"Dia seorang pemain yang dapat menjadi penentu dalam pertandingan. Dia mendapat kritikan dalam beberapa pekan ini, tapi menurut seluruh tim, dia tak terbantahkan," lanjut bek timnas Jerman ini.
Bayern masih punya satu pemain yang dianggap mematikan di kotak penalti lawan. Dialah Mario Gomez. Striker jangkung ini telah menoreh 11 gol di Champions League musim ini dan hanya tertinggal empat gol dari Lionel Messi yang masih memimpin daftar top scorer.
Perkiraan Pemain
Munich: Manuel Neuer, Philipp Lahm, Jerome Boateng, Holger Badstuber, David Alaba, Luiz Gustavo, Toni Kroos, Arjen Robben, Thomas Muller, Franck Ribery, Mario Gomez
Madrid: Iker Casillas, Alvaro Arbeloa, Pepe, Sergio Ramos, Marcelo, Sami Khedira, Xabi Alonso, Angel Di Maria, Mesut Oezil, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema
Pentingnya dua pemain ini dalam duel dini hari nanti juga diakui kapten Bayern Munich, Philipp Lahm. Menurut Lahm, sosok Ronaldo menjadi pemain yang pantas diwaspadai pasukan Die Roten. Torehan 53 gol dalam 48 laga di semua ajang musim ini telah menjadi bukti sahih CR7 sangat mematikan.
"Anda harus bagus dalam bertahan saat melawan dia (Ronaldo) dan seluruh pemain yang mereka miliki. Pemain-pemain individual tidak pernah menjadi 100 persen jika dimatikan," kata Lahm dilansir yahoosport.
"Dia seorang pemain yang dapat menjadi penentu dalam pertandingan. Dia mendapat kritikan dalam beberapa pekan ini, tapi menurut seluruh tim, dia tak terbantahkan," lanjut bek timnas Jerman ini.
Bayern masih punya satu pemain yang dianggap mematikan di kotak penalti lawan. Dialah Mario Gomez. Striker jangkung ini telah menoreh 11 gol di Champions League musim ini dan hanya tertinggal empat gol dari Lionel Messi yang masih memimpin daftar top scorer.
Perkiraan Pemain
Munich: Manuel Neuer, Philipp Lahm, Jerome Boateng, Holger Badstuber, David Alaba, Luiz Gustavo, Toni Kroos, Arjen Robben, Thomas Muller, Franck Ribery, Mario Gomez
Madrid: Iker Casillas, Alvaro Arbeloa, Pepe, Sergio Ramos, Marcelo, Sami Khedira, Xabi Alonso, Angel Di Maria, Mesut Oezil, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar