JELAJAHI LEBIH BANYAK ILMU PENGETAHUAN MENARIK DI DALAM BLOG INI, BILA INGIN MENYAMPAIKAN SARAN DAN KRITIK BISA COMENT LANGSUNG DI BLOG INI (TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA) BERBAGI ILMU: LAPORAN DDPT PENGENALAN GULMA

LAPORAN DDPT PENGENALAN GULMA


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam suatu areal pertanaman, kemunduran produksi merupakan hal yang sering terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemunduran produksi adalah karena Adanya gangguan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena dapat merugikan dalam hal menurunkan hasil produksi yang bisa dicapai oleh tanaman. 
Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian dan menurunkan produktivitas air. (Anonim, 2009).
Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Olehnya, untuk menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma
dengan sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu
(Anonim,2009).

1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Gulma adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang tumbuh di areal pertanaman Cabe rawit.
Kegunaan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Gulma yaitu agar dapat mengidentifikasi dan mengetahui ciri-ciri morfologi dari jenis-jenis gulma apa saja yang tumbuh di areal pertanaman cabe rawit. 


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-sifat gulma
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi, dapat bertahan hidup pada daerah kering, lembab bahkan tergenang, mampu beregenerasi atau memperbanyak diri besar sekali, dapat berkembang biak dengan cepat, mempunyai zat berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa toksin (racun) yang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan tanaman pokok, bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat tumbuh menjadi individu gulma yang baru, seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya, sehingga memungkinkan gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya, dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup,
sifat botani dan morfologi,serta cara perkembangbiakan (Anonim, 2009). 
2.2 Gulma Teki-Tekian
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok teki ini adalah Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Buahnya tidak membuka, daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula), ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku, Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. dan pada sebagian besar sistim 
perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan umbi (tuber). Contoh dari goongan gulma teki-tekian adalah Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, 
Scripus juncoides dll (Anonim, 2009).
2.3 Gulma Berdaun Lebar
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala, pertulangan daun umunya menyirip. Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus,
Portulaca olerace, Lindernia sp (Anonim, 2009).
2.4 Perkembangbiakan Gulma
Gulma mampu berkembangbiak secara generatif maupun vegetatif. Perkembangbiakan gulma secara generatif dapat melalui biji, dimana biji-biji gulma dapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa angin, air, hewan ataupun bulu-bulu (rambut halus) yang menempel pada biji, seperti pada biji Emilia sonchifolia, Vernonia sp, dan dapat melalui spora, dimana spora ini bila telah matang dapat diterbangkan oleh angin. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp. Sedangkan secara vegetatif, gulma dapat berkembangbiak dengan melalui rhizoma (akar rimpang), yang merupakan batang beserta bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah yang kemudian membentuk individu baru, melalui tuber (umbi) yang merupakan pembengkakan dari batang ataupun akar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun cadangan makanan, melalui stolon yang merupakan bagian batang menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah, melalui bulbus (umbi lapis) yang merupakan tempat menyimpan makanan cadangan tetapi bentuknya berlapis-lapis,daun yang merupakan tempat muncul tunas menjadi individu baru, dan melalui runner (Sulur) yang merupakan stolon yang keluar dari ketiak daun dimana internodianya (ruas) sangat panjang dan dapat membentuk tunas pada bagian ujung 
(Anonim, 2009).
2.5 Pengendalian 
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara preventif, misalnya dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma, pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang, pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumputan makanan ternak, pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan, pembersihan ternak yang akan diangkut, pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan sebagainya. Secara fisik, misal dengan pengolahan tanah, pembabatan, penggenangan, pembakaran dan pemakaian mulsa. Dengan sistem budidaya, misal dengan pergiliran tanaman, budidaya pertanaman dan penaungan dengan tumbuhan penutup (cover crops). Secara biologis, yaitu dengan menggunakan organisme lain seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya.
Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan herbisida atau senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma baik secara selektif maupun non selektif, kontak atau sistemik, digunakan saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Secara terpadu, yaitu dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya (Anonim,2009).

III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu 
Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman mengenai Pengenalan Gulma dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Waktu pelaksanaannya pada
hari Rabu, tanggal 2 Desember 2009, Pukul 14.00 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis menulis dan buku gambar.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gulma yang ada pada lahan tanaman budidaya cabe rawit
3.3 Cara Kerja
Pertama-tama mengambil gulma yang ada pada lahan pertanaman cabe rawit, lalu mengamati atau mengidentifikasi jenis gulma tersebut, setelah itu, menggambar jenis gulma serta memberikan keterangan pada gambar tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, jenis gulma Elatine triandra memiliki ciri morfologi yaitu pada daun berbentuk bulat dengan pangkal daun membulat dan ujung daun tumpul, tulang daun menyirip, batang daun berbentuk bulat, pertumbuhannya merambat, dan berakar serabut. 
Elatine triandra merupakan rumput liar tahunan yang tumbuhnya merambat, umumnya bercabang banyak, bentuk tebal dengan panjang 1 - 15 cm. bunganya kecil berselang seling. Bunganya mempunyai daun bunga yang biasanya berjumlah 2 - 3, yang berselaput seperi bujur telur dengan warna merah muda atau putih dengan ukuran 1 - 1,25 mm. benang sari bunganya 3 dengan 2 kepala putik. Biasanya berbunga sepanjang tahun, tempat hidup biasanya di dekat-dekat danau atau daerah-daerah yang berair, juga di jumpai di lahan-lahan sawah (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, jenis gulma Amaranthus gracilis memiliki ciri morfologi yaitu pada daun berbentuk bulat telur dengan ujung daun yang tumpul, berwarna hijau, tulang daun menyirip, berbatang tegak dan berakar tunggang.
Amaranthus gracilis memiliki morfologi dengan ciri daun bulat telur memanjang berbentuk lanset, panjang daun 5–8 cm, ujung daun tumpul dan pangkal daun runcing, tangkai daun berbentuk bulat dan permukaannya opacus, memiliki daun tunggal berwarna kehijauan, panjang tangkai daun 0,5-9,0 cm. Batang berbentuk bulat, lunak, berair dan tumbuh tegak, dapat mencapai satu meter dengan percabangan monopodial, serta memiliki sistem perakaran tunggang (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, morfologi jenis gulma Phyllanthus urinaria memiliki ciri daun berbentuk oval memanjang dengan ujung daun yang tumpul, tepi daun rata, berwarna hijau, dalam satu tangkai terdiri dari ± 15-25 anak daun, bercabang-cabang, tulang daun menyirip, batang tumbuh tegak, dan berakar tunggang. 
Phyllanthus urinaria merupakan tanaman semusim, yang tumbuh tegak, bercabang-cabang, dan tingginya berkisar antara 30 cm sampai 50 cm, daun berbentuk bulat telur, dengan ujung tumpul, pangkal membulat, panjang 1,5 cm, lebar 7 mm, tepi daun rata, berwarna hijau, dengan anak daun berjumlah 15-24 dalam satu tangkai tinggi tanaman kurang dari 50 cm, tidak berambut, memiliki bunga tunggal, buah berwarna hijau keunguan dan Biji berbentuk ginjal berwarna coklat serta merupakan tanaman berakar tunggang (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, jenis gulma Cyperus pumilus memiliki ciri morfologi yaitu daun berbentuk pita, ujung daun meruncing, tepi daun rata, berwarna hijau mengkilat, daun terdiri dari 4-10 helai terdapat pada pangkal batang, tulang daun sejajar, batang tumpul berbentuk segitiga dan berakar serabut. 
Cyperus pumilus merupakan jenis tanaman herba menahun, tinggi dapat mencapai 10 cm sampai 80 cm. Daun berbentuk pita, berjumlah 4–10 helai dan letaknya berjejal pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang tertutup tanah, helaian daun bentuk garis, dari atas hijau tua mengkilat, memiliki bunga berwarna hijau kecoklatan, batang tumpul sampai persegi tiga tajam, tinggi batang mencapai 10-75 cm, dan berakar serabut (Anonim, 2009).
Selain cara kimiawi, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya Secara preventif, misalnya dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma, pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang, pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumputan makanan ternak, pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan, pembersihan ternak yang akan diangkut, pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan sebagainya. Secara fisik, misal dengan pengolahan tanah menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak, traktor untuk memberantas gulma., pembabatan, penggenangan, pembakaran dan pemakaian mulsa. Dengan sistem budidaya, misal dengan pergiliran tanaman, budidaya pertanaman dan penaungan dengan tumbuhan penutup (cover crops). Secara biologis, yaitu dengan menggunakan organisme lain seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya. Secara terpadu, yaitu dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya (Anonim,2009).


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian
2. Gulma dapat menimbulkan kerugian-kerugian karena mengadakan persaingan dengan tanaman pokok, mengotori kualitas produksi pertanian, menimbulkan allelopathy, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian dan menurunkan produktivitas air
3. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan
sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu.



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: