PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
DASAR GENETIK
Persilangan
tanaman atau makhluk hidup lainnya yang menarik minat manusia adalah sesuatu
yang menjadi perhatian kalangan tertentu dari masa ke masa. Pemuliaan tanaman
atau makhluk hidup lainnya biasanya bertujuan untuk mendapatkan varietas baru
yang lebih unggul (bibit unggul).
Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah
heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis
berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan
tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat
ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain
yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan
Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan
sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan
metode – metode seleksinya
Karena keragaman genetis yang umumnya
cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan
kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa
dicampur aduk dengan sifat – sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang
bertalian dengan keseimbangan Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam,
macam – macam gen dan sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman
penyerbuk silang dan metode – metode seleksinya.
Banyaknya genotipe suatu keturunan
hasil perkawinan bisa diduga dan diperhitungkan, hanya ketepatan peramalan
sangat tergantung pada beberapa faktor misalnya jumlah lokus serta allele yang
dimiliki, genotipe orang tua serta banyaknya gamet yang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Keturunan – keturunan tersebut semakin banyak, akan
merupakan suatu populasi genetis yang semakin berkembang karena adanya
persilangan antara individu – individunya. Dalam perkembangannya, mungkin suatu
populasi akan menjadi lebih baik atau sebaliknya, sesuai dengan perubahan
komposisi gen yang dimilikinya.
Dalam populasi kita hanya bisa mengerti
genotipe dan menduga genotipenya. Dari sini bisa dihitung frekuensi gen dalam
populasi tersebut.
Frekuensi gen A = P + ½ H = 0,25 + ½ (0,10) = 0,30 = p
Frekuensi gen a = a + ½ H = 0,65 + ½ (0,10) = 0,70 = q
Frekuensi gen A = P + ½ H = 0,25 + ½ (0,10) = 0,30 = p
Frekuensi gen a = a + ½ H = 0,65 + ½ (0,10) = 0,70 = q
Apabila dalam populasi terjadi kawin
acak maka perbandingan genotipe pada generasi berikutnya yaitu :
AA = p2 = (0,3)2 = 0,09
Aa = 2pq = 2(0,7)(0,3) = 0,42
Aa = q2 = (0,7)2 = 0,49
Frekuensi gen A = 0,09 + ½ (0,42) =
0,30
Frekuensi gen a = 0,49 + ½ (0,42) =
0,70
Dari contoh di atas ternyata frekuensi genotipe
berubah sedangkan frekuensi gennya tetap. Ini disebabkan populasi tersebut
belum ada dalam keseimbangan (equilibrium), tetapi pada generasi selanjutnya
frekuensi gen dan genotipenya akan selalu konstan. Frekuensi gen pada generasi
keturunan tidak tergantung dari frekuensi genotipe orang tuanya tetapi
tergantung dari frekuensi gen orang tuanya.
Ø
Perubahan Frekuensi Gen
Bagi pemulia tanaman faktor seleksi
adalah penting. Seleksi ini dapat terjadi secara alamiah maupun buatan
(dilakukan oleh manusia). Secara alam, misalnya, suatu individu mempunyai
keturunan yang lebih sedikit dibandingkan rata–rata individu yang lain sehingga
frekuensinya semakin berkurang atau keadaan lingkungan mempengaruhi
individu–individu yang akan disidangkan atau dibuang. Kecepatan perubahan gen
ini tergantung dari :
1. Intensitas seleksi (banyaknya
individu yang diseleksi)
2. Frekuensi gen yang diseleksi
3. Sifat gen yang diseleksi, dominan
atau resesifn
1 komentar:
terima kasih telah berbagi ilmu pertanian ini. sangat bermanfaat ini. semoga terus menginspirasi
Posting Komentar