LAPORAN
PRAKTIKUM SEMENTARA
FISIOLOGI TUMBUHAN
IMBIBISI
I PUTU EKA STYA DHARAMA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2010
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Imbibisi adalah penyerapan air
(absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak padat (semi solid)
karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa
koloid. Ada banyak hal yang merupakan
proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air
dari dalam tanah oleh akar tanaman.
Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh
biji kering. Hal ini banyak kita jumpai
di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi,
pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan
air. Pada peristiwa perendaman inilah
terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi juga memiliki
kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman.
Mengingat akan banyaknya hal yang
berhubungan dengan proses imbibisi, maka diadakan praktikum ini untuk
mengetahui kecepatan imbibisi biji kering yang direndam. Hal ini dimaksudkan guna menambah pemahaman
kita tentang proses imbibisi yang terjadi pada biji kering.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan
embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara
normal menjadi tanaman baru. Komponen
biji adalah struktur lain di dalam biji yang merupakan bagian kecambah, seperti
calon akar (radicula), calon daun, batang (plumule) dan sebagainya. Pada proses perkecambahan, biji membutuhkan
air dalam jumlah minimum dalam tubuhnya, atau yang disebut dengan “taraf
kandungan minimum”. Jika kandungan air
benih kurang dari batas tersebut akan menyebabkan proses perkecambahan
terganggu. Fungsi utama cadangan makanan
dalam biji adalah memberi makan pada embrio atau tanaman yang masih muda
sebulum tanaman itu dapat memproduksi sendiri zat makanan, hormone, dan
protein. (Ashari. 1995) Pola khas indeks luas daun suatu tanaman budidaya yang
berbeda dengan sorgum, dimana periode L yang tinggi tersebut sangat
pendek. Orang mungkin tidak memilih
untuk menghadapi jenis dormansi, karena dapat mencegah perkecambahan biji
sebelum waktunya. (Goldsworthy and Fisher. 1992)
Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karena sel embrio membesar dan biji melunak.(Anonim, 2008)
1.2 Tujuan dan Kegunaan
.Tujuan
praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pada larutan terhadap proses
imbibisi pada biji.
Kegunaan
praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui proses terjadinya imbibisi,
sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dan Sebagai bahan
informasi bagi pihak yang membutuhkan.
II. TINJAUN PUSTAKA
2.1 Botani Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
Kacang hijau
merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60
hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini.
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
Morfologi
Tanaman Kacang Hijau yaitu berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,
antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian
utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan
Cabangnya
ada yang hijaudan ada yang ungu.
Daunnya
trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya
cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai
hijau tua.
Bunga kacang
hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang,
dan dapat menyerbuk sendiri. Polong
kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya
berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna
hitam atau coklat. Setiap polong berisi
10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain.
Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang
berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan
akar cabang pada permukaan.
2.2 Imbibisi
Imbibisi
adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak
padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari
bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal
yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya
penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini
yaitu penyerapan air oleh biji kering.
Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada
proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau
terlebih dahulu direndam dengan air.
Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji
tanaman tersebut. Tidak hanya itu,
proses imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk
setiap jenis biji tanaman. Mengingat
akan banyaknya hal yang berhubungan dengan proses imbibisi, maka diadakan
praktikum ini untuk mengetahui kecepatan imbibisi biji kering yang
direndam. Hal ini dimaksudkan guna
menambah pemahaman kita tentang proses imbibisi yang terjadi pada biji kering.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Imbibisi
Di
dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih
tersebut. Kadar air optimum dalam
penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam.
Sedang dalam penyimpanan menyebabkan naiknya aktifitas pernapasan yang
dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkecambahan cendawan
patogen di dalam tempat penyimpanan.
Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan
menyebabkan kerusakan pada embrio
(Sutopo, 1995).
Proses-proses
perkecambahan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan faktor-faktor lingkungan
seperti air,O2, cahaya dan suhu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air : (1)
permeabilitas kulit /membran biji, (2) konsentrasi air (3) suhu air, (4)
tekanan hidrostatik, (5) permukaan biji yang kontak dengan air, (6) daya
intermolekuler, (7) spesies dan varietas, (8) tingkat kemasukan, (9) komposisi
kimia, (10) umur (elisa, 2008)
III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat
Dan Waktu
Praktikum
fisiologi tumbuhan tentang imbibisi ini dilaksanakan Di Labolatorium
Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu, pada hari Rabu, 20 oktober 2010, pukul
14.00 Wita - sampai selesai.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu
Mikroskop, gelas objek dan gelas penutup, pipet tetes, pinset, gelas saring
atau kertas tissue. Bahan-bahan yang
digunakan yaitu: larutan sukrosa 10 % dan daun Rhoeo discolor yang masih segar.
3.3 Cara Kerja
Pada
pengamatan imbibisi pertama-tama yang dilakukan yaitu menyiapkan tujuh cawan
petri dengan kertas saring didalamnya, setelah itu mengisi masing-masing cawan
petri dengan 5 ml larutan NaCl yang disediakan dan aquades sebagai kontol. Kemudian menimbang 20 biji kering, mencatat
beratnya dan letakan pada satu cawan petri.
Ulangi langkah no 3 untuk cawan petri yang lain. Kemudian simpan cawan tersebut selama 48 jam.
Setelah
48 jam, ambil biji dari cawan petri, lalu dikeringkan dengan kertas tissue dan
menimbang kembali beratnya. Setelah itu menghitung persentasi air yang masuk kedalam
biji pada setiap larutan terhadap berat kering mula-mula.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
5. Perubahan Berat Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiates) yang direndam
selama 48 jam.
Perlakuan
|
Berat awal (gr)
|
Berat akhir (gr)
|
Selisih
|
Persentase air yang masuk
|
Air
|
1,55 gr
|
1,45 gr
|
0,1 gr
|
6,45 %
|
4,0 M
|
1,53 gr
|
1,44 gr
|
0,09 gr
|
5,88 %
|
2,0 M
|
1,55 gr
|
1,50 gr
|
0,05 gr
|
3,22 %
|
1,0 M
|
1,11 gr
|
1,12 gr
|
0,01 gr
|
0,90 %
|
0,8 M
|
1,19 gr
|
1,21 gr
|
0,02 gr
|
1,680 %
|
0,6 M
|
1,38 gr
|
1,41 gr
|
0,03 gr
|
2,173 %
|
0,4 M
|
1,61 gr
|
1,36 gr
|
0,25 gr
|
15,52 %
|
4.2 Pembahasan
Hasil
pengamatan imbibisi pada kacang hijau (Phaseolus
radiatus) sebelum direndam dalam larutan NaCL dengan konsentrasi 4,0 M; 2,0
M; 1,0 M; 0,8 M; 0,6 M; 0,4 M. dengan
berat awal 1,53 gr; 1,55 gr; 1,11 gr; 1,19 gr; 1,38 gr; 1,61 gr. Setelah direndam dalam larutan NaCL selama 48
jam. Berat biji pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengalami perubahan
menjadi 1,44 gr; 1,50 gr; 1,12 gr; 1,21 gr; 1,41 gr; 1,36 gr.
Dari
pengamatan ini dapat diketahui bahwa berat biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengalami perubahan berat pada konsentrasi NaCL 2,0; 1,0;
0,8; 0,6 serta penurunan berat pada konsentrasi 4,0 dan 0,4. Pada biji selalu bertambah berat disebabkan
oleh penyerapan air oleh permukaan yang menyebabkan kacang hijau mengembang
serta beratnya bertambah setelah menyerap air, selain itu semakin tinggi suatu
konsentrasi larutan maka kemampuan biji untuk menyerap suatu larutan akan
semakin besar, sehingga air akan semakin cepat bergerak kedalam biji
dikarenakan konsentrasi potensial air larutan dalam biji rendah dibandingkan
dengan potensial air larutan tersebut sehingga berat biji menjadi bertambah
(Anwar, 2008)
Imbibibisi adalah suatu proses fisika
dengan suatu nilai kurang dari 2 dan akan terjadi pula biji yang tidak mampu
hidup. Potensial air pada biji-bijian kering cukup rendah untuk menarik uap iar
dari atmosfir tanah, tetapi laju gerakannya sangat lebih lambat lewat lintasan
uap. Sebab utama potensial air biji yang rendah, adalah bahan simpanan yang
terutama bersifat koloid, khususnya protein. Berat suatu biji yang kaya
proteindapat melipat dua dalam 24 jam sebagai akibat air yang diambil. Dalam
biji kacang hijau, berat permulaan dapat meningkatsampai kira-kira 40 % berat
aslinya, setelah
itu berat nya tetap (konstan) sampai permunculan radicula. (Fitter and Hay.
1990)
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Pada percobaan didapat % KA
terbesar biji padi dengan lama perendaman 48jam yaitu sebesar 1,61 gr
2.
Imbibisi adalah penyerapan air
(absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak padat (semi solid)
karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa
koloid.
3.
Kacang hijau merupakan salah satu
tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari).
4.
Proses-proses perkecambahan sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan faktor-faktor lingkungan seperti air,O2, cahaya
dan suhu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan penyerapan air : (1) permeabilitas kulit /membran biji,
(2) konsentrasi air (3) suhu air, (4) tekanan hidrostatik, (5) permukaan biji
yang kontak dengan air, (6) daya intermolekuler, (7) spesies dan varietas, (8)
tingkat kemasukan, (9) komposisi kimia, (10) umur (elisa.ugm.ac.id, 2008).
5.2 Saran
Diharapkan kepada para praktikan kiranya dapat
mematuhi semua peraturan yang berlaku selama dalam ruangan, dan serius dalam
mengikuti praktikum agar apa yang telah di praktekan dapat dipahami dengan
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggota IKAPI,1992. Fisiologi Tanaman Budidaya
Tropik. Gadjah mada University
Press. Yogyakarta.
Goldsworthy P.R dan Fisher
N.N,1994.Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/perkecambahan. Diakses pada tanggal 28 oktober 2010.
http://elisa.ugm.ac.id/dormansi.2008.
Diakses pada tanggal 28 oktober 2010.
http://tedbio.multiplay.com/jurnal.2008. Diakses pada tanggal 28 oktober 2010.
Justice.L
dan Bass L.N,1990. Prinsip-prinsip Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press.
Jakarta.
Lakitan
B,2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.
Mugnisjah
W.Q, Setiawan A; Suwarto dan Santiwa C,1994. Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih.
PT Raja grafindo Persada. Jakarta.
Sadjad.S.,1993.Dari
Benih Kepada Benih. Grasindo. Jakarta.
Salisbury F.B dan C.W.Ross,1992.
Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3 Penerbit ITB. Bandung
Stern K.R,2001.Introductory Plant Biology. MC Graw Hill. New York
Sutopo L.1995.Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta.
Thomson J.R,1990. An Introduction to seed Technology. Leonard hill. New york.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar