JELAJAHI LEBIH BANYAK ILMU PENGETAHUAN MENARIK DI DALAM BLOG INI, BILA INGIN MENYAMPAIKAN SARAN DAN KRITIK BISA COMENT LANGSUNG DI BLOG INI (TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA) BERBAGI ILMU: LAPORAN PRAKTIKUM FAKULTAS PERTANIAN
Tampilkan postingan dengan label LAPORAN PRAKTIKUM FAKULTAS PERTANIAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LAPORAN PRAKTIKUM FAKULTAS PERTANIAN. Tampilkan semua postingan

LAPORAN PENGAMATAN SEL

                                                  
                                                                      I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum ditemukannya mikroskop oleh Zacharias Jansen dari negeri Belanda pada tahun 1590, penemuan maupun pengamatan sel hidup masih sangat sukar. Istilah sel digunakan oleh Robert hooke (Inggris) untuk rongga yang dilihatnya pada sayatan gabus. Hooke menerbitkan deskripsi sel gabus pada tahun 1665, berdasarkan pengamatannya dengan mikroskop yang telah disempurnakan. Sepuluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 1675, Marcello malpighi menerbitkan Anatomi Tumbuhan, yang merupakan kali pertama dalam mempelajari struktur sel secara sistematis (Subowo, 1981).
Sel merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup atau dengan kata lain, sel adalah organisme terkecil dari material yang mengandung kehidupan. Setiap makhluk hidup memiliki sel atau tersusun atas sel, baik tumbuhan, hewan protozoa, maupun mikroorganisme (Scheileden dan Shcwan, 1839)
Pada tahun 1632, Antonie Van Leewenhoek menemukan sel hidup dengan melakukan percobaan terhadap air rendaman jerami, ia menemukan organisme yang bergerak-gerak didalam air tersebut yang kemudian ia menyebutnya bakteri. 
Pada tahun 1831, Roobert Brown menemukan nukleus atau inti sel dalam epidermis suatu tumbuhan. Sejak akhir abad 19 dan selama abad ke-20 , penelitian sel berkembang amat pesat sehingga lahirlah ilmu tentang sel atau sitologi.
Ada dua teori yang berkaitan dengan hubungan antara organisme secara keseluruhan dengan sel tunggal. Menurut teori sel yang dikembangkan pada pertengahan abad ke-19, organisme terdiri atas kumpulan sejumlah besar sel yang masing-masing berperan dalam menentukan sifat organisme yang bersangkutan. Teori lain adalah teori organisme yang tidak menonjolkan tiap-tiap sel, melainkan menekankan kesatuan protoplasma seluruh organisme. Menurut teori ini, organisme sebagai kesatuan yang sama menentukan sifat-sifat sel pembentuknya. tak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel hanya terjadi dari pembelahan sel yang ada sebelumnya ( Pelczar, 1986)
Salah satu sifat sel itu terdiri adalah semi permeabilitas membran sel. Permeabilitas membran sel adalah kemampuan suatu zat untuk menembus suatu sel. Sel memiliki kepermeabilitas untuk saat tertentu atau molekul sederhana dan lemak, serta yang larut dalam air. Faktor yang menentukan sifat semipermeabilitas membran sel adalah besar molekul, kelarutan dalam air, lemak, dan perbedaan muatan listrik. Molekul sederhana dan kecil dapat menembus molekul besar, itulah gunanya pencernaan untuk mengurangi atau merembak molekul besar menjadi molekul kecil. Sehingga semi permeabilitas membran sel mampu menembus selaput sel (Wildan Yatim, 1987). 


1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dalam pengamatan sel adalah untuk mengenal bentuk dan struktur sel secara umum, dan mampu membandingkan berbagai jenis sel dari berbagai jenis organisme, baik itu sel tumbuhan, sel hewan, protozoa, sel selaput rongga mulut, dan sel mokroorganisme. serta mampu memahami sifat semipermeabilitas membran sel. 
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui struktur sel secara umum serta memahami sifat semipermeabilitas dari membran sel.




II. METODE PRAKTEK
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Sel bertempat di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Nopember 2008 yang
dimulai pada pukul 14.00 sampai selesai. 
2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Ephitelium rongga mulut, bawang merah (Allium cepa ), empulur batang ubi kayu ( Manihot esculenta ), Hydrila verticilata, air rendaman jerami, telur mentah, sirup Cocopandan, Metilen biru, dan air
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, gelas objek,
kaca penutup, toples, pinset, pipet tetes, tusuk gigi, silet/cutter dan pita ukur. 
2.3 Cara Kerja
Mengiris empulur batang ubi kayu dengan potongan melintang setipis mungkin, kemudian meletakkan potongan kecil tersebut pada gelas objek dengan menjaga tidak terjadinya kerutan atau lipatan. Selanjutnya menambahkan setetes air dan kemudian menutupnya dengan kaca penutup. Setelah itu mengamatinya dengan mikroskop menggunakan perbesaran 10x dan menggambarnya.
Mengambil lapisan epidermis pada pengamatan sel umbi lapis bawang merah (allium cepa), menggunakan pinset dan meletakkannya diatas gelas objek lalu menambahkannya dengan setetes air selanjutnya menutupnya dengan kaca penutup. Mula-mula mengamatinya dengan mikroskop menggunakan perbesaran 10x dan menggambar bagian-bagian selnya, kemudian teteskan dengan metilen biru dan amati kembali dengan perbesaran 40x sehingga terlihat jelas bagian-bagian dari selnya dan kemudian menggambarnya.
Meletakkan selembar daun muda atau daun pada pucuk Hydrila verticilata diatas kaca objek dalam posisi bentangan membujur lalu meneteskannya dengan air. Setelah itu menutupnya dengan kaca penutup dan mengamatinya dengan perbesaran 10x lalu menggambarnya.
Pada pengamatan struktur sel selaput rongga mulut, dimulai dengan mengeruk epitel bagian dalam dinding pipi dan meletakkannya di gelas objek dengan setetes air. kemudian menutupnya dengan kaca penutup lalu mengamatinya dengan perbesaran 10x selanjutnya menggambarkan sel tersebut.
Memulai pengamatan pada sel protozoa, diawali dengan meneteskan air rendaman jerami keatas kaca objek kemudian menutupnya kembali dengan kaca penutup dan selanjtnya mengamati serta menggambarnya.
Langkah kerja pada pada pengamatan sifat permeabilitas membran sel yaitu dengan mengukur diameternya terlebih dahulu dan kemudian memasukkannya ke dalam toples, lalu menuang cuka kedalam toples hingga seluruh telur terendam selanjutnya menutup toples dan biarkan telur hingga 72 jam. Setelah itu mengukur kembali diameter telur dan memasukkannya pada larutan sirup cocopandan hingga terendam seluruhnya, biarkan telur hingga 72 jam. Selanjutnya mengukur kembali diameter telur dan membandingkan bentuk serta hasil pengukurannya.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan , maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Nukleus (inti sel)
Dinding sel
Ruang antar sel

Gambar 5. Penampang melintang Empulur Ubi Kayu (Manihot Esculenta)
dengan perbesaran 10x

Nukleus (inti sel)
Dinding sel
Ruang antar sel

Gambar 6. Struktur sel Epidermis bawang merah (Alium Cepa) dengan perbesaran 10x

Nukleus (inti sel)
Dinding sel
Ruang antar sel

Gambar 7. Struktur sel Epidermis bawang merah (Alium Cepa) dengan perbesaran 40x


Nukleus (inti sel)
Dinding sel
Ruang antar sel

Gambar 8. Sel daun Hydrila Verticilata dibawah mikroskop dengan perbesaran
10x 

Nukleus (inti sel)
Sel
Vakuola
Sitoplasma
Gambar 9. Sel selaput rongga mulut (Ephitelium Mukosa) dengan perbesaran 10x


Vakuola
Kepala sentromer
Badan Golgi
Membran Plasma


Gambar 10. Pengamatan sel protozoa pada rendaman air jerami dengan perbesaran10x

setelah melakukan pengamatan sel, maka diperoleh hasil permeabilitas sel pada telur sebagai berikut :
Bentuk / Diameter Sebelum Direndam (cm) Setelah Direndam air cuka
Selama 72 jam (cm)
Lonjong / oval 13 cm 14 cm
Tabel 1. Perubahan diameter telur yang direndam dengan larutan cuka.

Bentuk / Diameter Sebelum Direndam (cm) Setelah Direndam sirup
Selama 72 jam (cm)
Lonjong / oval 14 cm 13,5 cm
Tabel 2. Perubahan diameter telur yang direndam dengan larutan sirup cocopandan


3.2 Pembahasan
Sel merupakan satuan dasar kehidupan organisme hidup. Tidak ada suatu kehidupan yang terpisah dari kehidupan sel-sel. Sedangkan sel itu sendiri memiliki bentuk dan bagian yang berbeda-beda. Untuk ukuran sel, seperti halnya bentuk sel memiliki ukuran yang berbeda ( Hidayat, 1994 ).
Sel tumbuhan menurut Berson (1957), bahwa pada sel tumbuhan terdapat beberapa organel-organel, antara lain memiliki dinding sel,butir plastida, inti sel dan bentuk tetap karena dinding sel relatif besar, jumlah mitokondrianya relatif lebih sedikit, Vakuolanya sedikit tetapi memiliki ukuran besar dan tidak mempunyai lisosom.
Pada sel hewan tidak terdapat dinding sel dan plastida, bentuknya dapat berubah-ubah,memiliki sentriol yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan. Sedangkan vakuolanya kecil atau tidak tampak dan biasanya terdapat pada hewan uniseluler (Kimbal, 1993)
Menurut Schlegel (1984), bahwa setiap sel hewan terdiri dari beberapa organel penyusun seperti mitokondria yang relatif banyak, tidak memiliki dinding sel, plastida, membran plasma, R.E, ribosom dan Lisosom 
Beberapa perbedaan yang dimiliki oleh sel tumbuhan dan sel hawan antara lain bahwa sel tumbuhan terdiri dari nukleus atau biasa disebut dengan inti sel, ruang antar sel berupa pembatas antara sel yang satu dengan yang lainnya, dinding sel yaitu bagian terluar dari sel tumbuhan yang mengatur bentuk sel. Untuk sel hewan, terdiri dari inti sel, vakuola yang mengatur organel-organel osmose dan organel-organel pengeluaran (ekskresi), sitoplasma atau plasma sel yaitu cairan yang berada didalam sel, badan golgi merupakan tempat keluarnya cairan yang berada dalam plasma sel. 
Pada sel protozoa tidak memiliki struktur sel sempurna karena protozoa merupakan makhluk hidup yang bersel satu, sehingga bukan merupakan organ tetapi organel. Protozoa merupakan hewan paling rendah derajatnya dan semua aktifitasnya dilakukan oleh protoplasma dalam sel (Karman, 1988).
Mengenai sifat semipermeabilitas membran sel, diameter sebelum perendaman berukuran 13 cm, dengan bentuk oval. Setelah dilakukan perendaman dengan air cuka selama 72 jam, diameter telur berubah menjadi lebih besar, yaitu 14 cm dengan bentuk oval. Terjadinya gelembung udara yang banyak, yaitu gas karbon dioksida disebabkan karena kulit telur terbuat dari batu kapur.
Pengamatan berikutnya saat parendaman telur dengan sirup selama 72 jam menghasilkan ukuran telur yang menyusut menjadi 13,5 cm dengan bentuk oval dan kulit telur yang mengkerut. Pada pengamatan terakhir, diameter telur hampir menyamai ukuran semula. Perubahan-perubahan yang terjadi merupakan pengaruh dari sifat membran plasma, yaitu semipermeabilitas. Dari sifat inilah sehingga terjadi apa yang disebut dengan proses difusi dan osmosis ( Yatim, 1987). 


IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang tidak dapat dipisahkan
2) Bagian sel pada tumbuhan terdiri dari inti sel, ruang antar sel, dinding sel.
Pada sel hewan terdiri dari inti sel, sitoplasma, vakuola, setrosom, dan badan golgi
3) Membran plasma memiliki sifat semipermeabilitas yang dapat mempengaruhi
proses kimiawi, yang terdapat didalam sel.
KLIK INI UNTUK BACA SELANJUTNYA...

LAPORAN KONSEP HUKUM MANDEL


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkawinan silang pertama kali ditemukan oleh George John Mendel yang lahir di Heinzendeorf pada tahun 1822-1884 dan tinggal di cekoslavia. Gregor John Mendel adalah seorang pendeta, pada tahun 1851 ia dikirim ke Universitas Wina untuk belajar ilmu pengetahuan alam, tetapi dia tidak mendapatkan nilai baik untuk fisika dan matematika. Ketika ia kembali ke kota Brunn mulailah ia pada tahun 1857 mengumpulkan beberapa jenis ercis (pisum sativum). Dikebun biaranya, ia menanam tanaman ercis untuk mempelajari perbedaan satu dengan yang lainnya dan melakukan perkawinan silang pada tanaman tersebut. Setelah kurang lebih tujuh tahun lamanya ia mengadakan pengamatan secara teliti dan seksama, maka pada tahun 1865 ia membawa hasil percobaannya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh perhimpunan pengetahuan alam di brunn. Pada tahun 1866, karya ilmu Mendel itu dicetak oleh perhimpunan tersebut yang kemudian menyebarluaskannya keberbagai perpustakaan di Eropa dan Amerika ( Campbell, 1997 ).
Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang keturunan dan pewaris sifat pada makhluk hidup. Dalam genetika terdapat gen yang berfungsi menyampaikan informasi genetic pada keturunan berikutnya. Oleh Karena itu setiap keturunan akan mempunyai fenotip maupun genotip yang hamper sama atau hasil campuran sifat-sifat induknya. Sifat yang dapat diamati disebut fenotip, sedangkan yang tidak dapat diamati disebut genotip yang berupa susunan genetic suatu individu ( Pratiwi, 1997 ).
Dalam ilmu genetika terdapat suatu istilah yang disebut sebagai homozigot danheterozigot. Homozigot adalah sifat suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen, misalnya RR,rr,MM,NN sedangkan Heterozigot adalah sifat suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari
tiap jenis gen, misalnya Rr,Mm,Nn (Sudjino, 1998 ).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pengamatan Konsep Hukum Mendel adalah agar dapat memahami angka-angka perbandingan dalam Hukum Mendel melalui hukum kebetulan.
Kegunaan dari pengamatan ini adalah untuk dapat memberikan suatu pemahaman bagi praktikan tentang penurunan sifat suatu individu atau ilmu genetika.
II. METODE PRAKTEK
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum biologi umum tentang Konsep Hukum Mendel bertempat di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 12 Desember 2008 yang
dimulai pada pukul 14.00 sampai selesai.
2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kancing model-model gen
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kotak (Dos kue)
2.3 Cara Kerja
Menempatkan dalam dua buah kotak masing-masing 50 butir model gen merah dan 50 butir model gen putih, di andaikan bahwa kotak A adalah kotak induk jantan dan kotak B adalah kotak induk betina, selanjutnya mengocok kotak agar isinya bercampur, lalu membuat pasangan gen-gen dari induk jantan dang en-gen dari induk betina dengan cara menutup mata setiap kali mengambil sebutir gen dari kotak jantan dan sebutir gen dari kotak betina.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Macam pasangan
Ijiran
Perbandingan genotip
Perbandingan fenotip
Merah-Merah
Merah-Putih
Putih-Putih
IIIII-IIIII-II
IIIII-IIIII-IIIII-III
IIIII-IIIII
MM
MP
PP
12
18
10
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
3.2 Pembahasan
Pada pengamatan percobaan yang dilkukan dengan menggunakan 50 butir kancing merah dan 50 butir kancing putih, menjelaskan bahwa sifat dominant yang tampak pada hasil persilangan tersebut adalah Merah-Putih. Sehingga hasil semua keturunan didominasi oleh Merah-Putih (Soeryo, 1990).
Pada percobaan ini dapat dimisalkan butir kancing berwarna merah bergenotip MM dan kancing putih bergenotip mm, maka persilangan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :
P (Genotip) : MM >< mm
(merah) (putih)
Gamet : M >< m
F1 : Mm
(merah)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
  1. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keturunan dan pewarisan sifat pada makhluk hidup.
  2. Gen berfungsi menyampaikan informasi genetika kepada generasi berikutnya.
  3. Gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya.
KLIK INI UNTUK BACA SELANJUTNYA...

LAPORAN PROSES FOTOSINTESIS TUMBUHAN


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup memerlukan nutrisi (makanan) agar dapat tumbuh dan hidup.Manusia mengkonsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang semua berasal dari tumbuhan. Daging, ikan, susu, dan telur, semua ini berasal dari hewan. Dengan demikian, nutrisi manusia diperoleh dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan hewan memperoleh nutrisi dari tumbuhan atau hewan yang lain.
Manusia dan hewan tidak mampu membuat makanannya sendiri. Untuk membangun tubuhnya dan mendapatkan energi, manusia dan hewan mengambil zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai makanannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dan hewan hidupnya bergantung pada tumbuhan.
Berbeda dengan manusia dan hewan, tumbuhan hijau merupakan organisme yang mampu membuat makanannya sendiri dengan mengambil zat-zat anorganik dari lingkungannya melalui proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik (gula dan karbohidrat) dari zat-zat anorganik (air dan karbon dioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Tumbuhan hijau mampu melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil (zat hijau daun) (Soemarwoto, 1980).
Sebagai persamaan total dari proses fotosintesis biasanya ditulis sebagai berikut:
6H2O + 6COcahaya + klorofil C6H12O6 (glukosa) + 6O2
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini ialah untuk membuktikan terbentukya amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau.
Kegunaan dari praktikum ini ialah agar praktikan dapat mengetahui bagaimana proses dan hasil dari fotosintesis, serta bagaimana tumbuhan hijau mampu melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil (zat hijau daun).
II. METODE PRAKTEK
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, pada hari Jumat, tanggal 12 Desember 2008 pada pukul 14.00 sampai selesai.
2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam parktikum ini adalah alkohol, air, kertas aluminium foil, larutan iodium, daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang telah dibungkus dengan kertas aluminium foil selama 1 hari sebelum praktek, dan daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang tidak di bungkus.
Alat yang digunakan adalah pinset, cawan petri, pemanas listrik, gelas piala 100 ml 2 buah, dan alat tulis.
2.3 Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan Sachs, yaitu membungkus daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang masih berada pada pohonnya selama satu hari sebelum percobaan dilakukan, dengan menggunakan kertas aluminium foil, kemudian pada hari praktek daun tersebut dipetik dan dibuka dari kertas aluminium foil, lalu memasukkannya ke dalam larutan alcohol yang telah dipanaskan hingga zat hijau daunnya memudar, lalu mengangkatnya dengan menggunakan pinset, lalu meletakkannya di atas cawan petri.Setelah itu menetesinya dengan larutan iodium hingga merata. Lalu mengamati dan menggambarkan perubahan warna yang terjadi. Kemudian, mengulangi langkah-langkah yang serupa pada daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang tidak ditutupi dengan kertas aluminium foil.
3.2 Pembahasan
Pada percobaan Sachs, gambar 1 merupakan daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang ditutupi dengan kertas aluminium foil. Gambar 2 merupakan daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang tidak ditutupi dengan kertas aluminium foil. Perbedaan dari kedua warna daun nampak jelas bahwa yang tidak dibungkus dengan kertas aluminium lebih berwarna hijau. Begitu pula setelah dimasukkan dalam larutan alkohol, yang tidak dibungkus dengan kertas aluminium foil lebih berwarna hijau.
Pada daun ubi kayu (Manihot esculenta) yang dibungkus kertas aluminium foil yang ditetesi larutan iodium adalah terjadi perubahan warna menjadi warna coklat, sedangkan yang tidak dibungkus kertas aluminium foil nampak klorofilnya masih ada dan setelah ditetesi larutan iodium, daun tersebut berubah warna menjadi kehitaman.
Hal ini menunjukan dengan tidak adanya sinar matahari, akan menghambat berlangsungnya proses fotosintesis. Pada pengamatan ini fungsi dari alcohol adalah untuk menghilangkan zat hijau pada daun. Funsi dari larutan iodium adalah untuk mengetahui ada tidaknya amilum dalam daun (Kormana, 1987).
Cahaya matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, yaitu pada tahap reaksi terang. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas cahaya matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga laju fotosintesis meningkat. Tetapi apabila intensitas cahaya telalu tinggi, fotosintesis akan menurun dan bahkan berhenti. Cahaya matahari yang berperan sebagai sumber energi bagi klorofil diubah menjadi energi kimia. Jadi, klorofil berperan sebagai pengantar energi (Samosir,1983).
Zat hijau daun (klorofil) juga berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan energi (Dwijoseputro, 1980).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organic (gula dan karbohidrat) dari zat-zat anorganik (air dan karbon dioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Tumbuhan hijau mampu melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil (zat hijau daun).
2. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama konsentrasi (kadar) karbon dioksida, intensitas cahaya, dan suhu.
3. Selain menghasilkan zat-zat makanan, fotosintesis juga menghasilkan oksigen.
4. Zat hijau daun (klorofil) berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kima melalui proses fotosintesis sehingga
menghasilkan energi.

KLIK INI UNTUK BACA SELANJUTNYA...