1. Spesies Kadal Baru Berwarna Biru Neon Ditemukan di Vietnam
B) Betina dewasa di Propinsi Dong Nai, Vietnam. Foto: Peter Geissler. C) Jantan dewasa saat musim kawain di Propinsi Dong Nai. Foto: Peter Geissler. D) Jantan dewasa di Propinsi Binh Phuoc, Vietnam. Foto: NIkolay Poyarkov. E) Remaja di Propinsi Dong Nai. Foto: Peter Geissler
Para ahli biologi Jerman dan Rusia menemukan sebuah spesies kadal baru di Vietnam. Spesies ini mereka namakanCalotes bachae, dan dipaparkan secara mendalam di jurnalZootaxa.
Calotes bachae masuk ke dalam keluarga Agamidae, yaitu sebuah kelompok keluarga kadal yang banyak dikenal sebagai ‘kadal hutan’. Hal ini dijelaskan oleh para ahli melalui penelitian DNA yang dipimpin oleh Timo Hartmann, seorang kandididat PhD dari Museum Koenig di Bonn, Jerman, yang menemukan bahwa spesies satu ini berbeda dari kadal biru yang ditemukan di Myanmar dan Thailand.
Calothes bachaebukan jenis kadal yang langka atau sulit ditemukan, menurut para ahli. “Untuk meneliti spesies baru ini tidak diperlukan perjalanan yang melelahkan ke dalam hutan yang jauh. Kadal ini nampaknya sudah beradaptasi untuk hidup bersama manusia, bahkan mereka bisa dijumpai di pusat kota metropolis seperti kota Ho Chi Minh di antara bunga-bunga dan taman kota,” ungkap salah satu penulis jurnal ini, Peter Geissler.
2. Tiga Spesies Baru Kukang Ditemukan di Kalimantan
Ahli peneliti primata kukang Universitas Oxford Brookes, Profesor Ana Nekaris, berhasil menemukan tiga spesies baru kukang di Pulau Kalimantan melalui penelitian Deoxyribonucleic Acid atau DNA kukang di Indonesia.
"Spesies baru kukang ini belum lama ditemukan oleh Ana Nekaris dalam penelitiannya, bahkan profesor yang fokus terhadap primata dan hewan yang beraktivitas pada malam hari ini sudah memberikan workshop di Pusat
Penyelamatan Satwa Cikananga, Sukabumi tentang penemuan tiga spesies baru kukang," kata Staf Hubungan Masyarakat Bidang Media Informasi PPSC Cikananga, Sukabumi Iing Haryanto di Sukabumi, Selasa (22/1).
Ketiga spesies baru kukang tersebut adalah Nycticebus Kayan, N Borneanus, dan N Bancanus. Kukang itu dinyatakan baru setelah Ana Nekaris melakukan penelitian dengan cara mengambil sampel-sampel DNA kukang di Indonesia.
Menurut Iing, dengan ditemukannya spesies baru kukang itu, hingga saat ini di dunia menjadi ada delapan spesies kukang, enam di antaranya di Indonesia yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.
Ia menjelaskan penelitian terhadap kukang memang relatif sangat sulit, baik untuk menemukan spesies baru maupun populasinya.
3. Spesies baru Katak terbang dari vietnam
Ahli biologi Australia bersama tim dari Vietnam baru saja mendapat penemuan menakjubkan. Mereka menemukan seekor katak yang dapat berpindah kurang dari 100 km. Caranya berpindah itu pun mirip dengan aktivitas terbang.
Katak warna hijau muda ini ditemukan di suatu tempat berjarak 90 km dari Ho Chi Minh City, Vietnam. Ia mampu meloncat sejauh 20 m di antara pepohonan dan hanya turun ke tanah saat bertelur. Katak ini dinilai ideal berkembang di daerah pepohonan yang dikelilingi tumbuhan padi dan lahan pertanian.
Peneliti Dr Jodi Rowley mengaku terkejut menemukan spesies unik seperti itu dekat dengan daerah padat penduduk. Kini Jodi memberikan nama ibunya, Helen, pada sang katak berukuran 10 cm itu. Menyandang nama Latin Rhacophorus Helenae, Katak Pohon Helen ini menjadi penemuan baru dari penelitian yang dilakukan sejak 2009.
"Dalam proses survei itu kami menemukan banyak katak hijau dengan perut putih beterbangan," ucap ahli biologi dari Museum Australia ini. "Demi menemukan spesies katak yang sebelumnya tidak diketahui, saya harus mendaki pegunungan terjal, air terjun dan menelusuri vegetasi hutan."
Katak warna hijau muda ini ditemukan di suatu tempat berjarak 90 km dari Ho Chi Minh City, Vietnam. Ia mampu meloncat sejauh 20 m di antara pepohonan dan hanya turun ke tanah saat bertelur. Katak ini dinilai ideal berkembang di daerah pepohonan yang dikelilingi tumbuhan padi dan lahan pertanian.
Peneliti Dr Jodi Rowley mengaku terkejut menemukan spesies unik seperti itu dekat dengan daerah padat penduduk. Kini Jodi memberikan nama ibunya, Helen, pada sang katak berukuran 10 cm itu. Menyandang nama Latin Rhacophorus Helenae, Katak Pohon Helen ini menjadi penemuan baru dari penelitian yang dilakukan sejak 2009.
"Dalam proses survei itu kami menemukan banyak katak hijau dengan perut putih beterbangan," ucap ahli biologi dari Museum Australia ini. "Demi menemukan spesies katak yang sebelumnya tidak diketahui, saya harus mendaki pegunungan terjal, air terjun dan menelusuri vegetasi hutan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar