JELAJAHI LEBIH BANYAK ILMU PENGETAHUAN MENARIK DI DALAM BLOG INI, BILA INGIN MENYAMPAIKAN SARAN DAN KRITIK BISA COMENT LANGSUNG DI BLOG INI (TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA) BERBAGI ILMU: LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

MATERI LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM DDIT SEMESTER 3 , AGT 1 ANGKATAN 2010

-->
I.   PENDAHULUAN


1.1        Latar belakang

Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah  sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.
Tanah adalah  akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai  akibat  pengaruh  iklim dan jasad  hidup yang  bertindak  terhadap bahan induk  dalam  keadaan  relief  tertentu  selama  jangka  waktu  tertentu  pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang  masih  muda,  sehingga  masih belum lengkap  untuk   menampung  semua   persoalan   teori  dan  praktek  dengan memuaskan. Untuk  membahas  ilmu ini dapat ditempuh dua jalan yang  berbeda dalam sudut pandangnya adalah :
! Pedologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam   yang berada dipermukaan bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu sendiri dengan faktor pembentuknya.
! Edaphologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu alat produksi  pertanian  yaitu  yang mempelajari  tanah  sebagai  alat  dengan hubungannya  pada tanaman.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Tanah itu merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsure-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhanya .selanjutnya unsure hara di serap oleh akar tanaman dan melalui daun di rubah menjadi persenyawaan organik seperti karbohidrat,protein lemak dan lai-lain yang amat berguna bagi manusia dan hewan (Abdul Madjid, 2008)
Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersususn di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dn biologi dari tanah yang berbeda-beda pula  (Hakim, 1986).
pH tertentu yang terukur oleh pada tanah ditentukan oleh seperangkat factor kimia tertentu. oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah sebuah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat masam dan tanah pada daerah kering bersifat basa (alkali) (anonym 2007).
Nilai pH berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan / konsentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin tinggi pH tanah. Sehubungan dengan nilai pH dijumpai 3 kemungkinan, yaitu : masam, netral dan basa (alkali).
Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disababkan oleh ion H+ dan Al3+ yang terjerap pada kompleks jerapan.
Air tanah telah diklasifikasikan sebagai air higroskopis, kapiler, dan gravitasi. Air higrokopis adalah pada permukaan butir tanah dan tidak dapat bergerak secara berarti oleh kekuatan gravitasi atau kapilaritas. Air kapiler adalah yang merupakan bagian kelebihan air higroskopis yang ada didalam rongga tanah dan tertahan oleh gaya gravitasi dalam tanah sehingga membolehkan tidak terhalangnya drainase. Air gravitasi merupakan bagian kelebihan air higroskopis dan kapiler yang akan siap bergerak keluar tanah jika drainase yang baik tersedia.
Air tanah adalah air di bawah permukaan tanah dimana rongga-rongga di dalam tanah pada hakekatnya terisi oleh air. Pergerakan air tanah ke atas oleh kapilarisasi dari permukaan air tanah ke dalam daerah akar dapat merupakan suatu sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman. Supaya cukup efektif tanpa membatasi dengan serius pertumbuhan tanaman-tanaman, air tanah harus dekat tetapi dibawah kedalaman dari mana sebagian besar kebutuhan  air untuk tanaman-tanaman di ambil.

1.2  Tujuan
Tujuan Praktikum Dasar-dasar  Ilmu Tanah tentang Pengambilan contoh tanah  utuh dan tidak utuh, Bulk Density, dan pH tanah  yaitu untuk mengetahui sifat-sifat fisika tanah serta cara-cara pengambilan cotoh tanah di lapangan, dan menentukkan cara perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah, serta mengetahui cara menetapkan pH tanah dengan menggunakan pH meter.






II.  METODE PRAKTEK

2.1      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ring, cawan petry, linggis, pH meter, martil, eksikator, cutter/pisau, buret, balok, batang pengaduk, kantong plastik/kain, gelas kimia, karet pengikat, pengayak ,ember, oven, jangka sorong, dan timbangan OHAUS
Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades (H2O) dan tanah yang  berada didaerah kampus TADULAKO.

2.2  Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, tentang pengukuran kadar air lapangan, kadar air jenuh, Bulk Density dan pH tanah bertempat di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal  11 Desember 2010 dimulai pukul 09.00 sampai 14.00 WITA.

2.3 Cara Kerja
Ø Tanah Utuh
1.     Melakukan pengambilan tanah dengan mengunakan 4 ring sebanyak 3 sampel, sebelum tanah di ambil terlebih dahulu permukaan tanah dibersihan dari kotoran.
2.     Meletakan ring diatas tanah kemudian di lapisi dengan balok serta di tekan / ditumbuk dengan menggunakan  martil
3.     Tekan/ tumbuk ring sampai ¾ bagiannya masuk kedalam tanah.
4.     Meletakan ring lain tepat diatas ring pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dan ring kedua masuk kedalam tanah kurang lebih 2 cm.
5.     Mengali tanah di sekeliling ring dengan menggunakan alat linggis, kemudian iris tanah pisau sampai dengan mendekati  ring.
6.     Pisahkan ke 2 ring dengan hati- hati kemudian potonglah tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bagian bawah ring sampai rata.
7.     Tutup ring dengan plastik.
8.     Ring dibawa kedalam laboratorium untuk diamati.
9.     Setelah tiba di laboratorium tutup ring diganti dengan kain dan direndam di dalam air selama 30 menit.
10.  Ring diangkat dari rendaman lalu ditiriskan sampai airnya tidak menetes, sampai menunggu kejenuhan air.
11.  Ring ditimbang dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 1050 C, selama 2 hari.
12.  Ring dikeluarkan dari oven, didinginkan dan titimbang kembali.
Ø  Tanah Terganggu
1.  Tanah yang terganggu diambil dari bekas pengambilan tanah yang utuh.
2.  Tanah terganggu tersebut di masukan kedalan kantong plastik kemudian di bawa kelabotorium tanah.
3.  Tanah terganggu diayak dan ditimbang masing-masing 5 gr kemudian masukkan dalam wadah.
4.  Tanah yang telah ditimbang dicampur dengan larutan H2O sebanyak 12,5 ml kemudian diaduk agar homogen.
5.  Setelah homogen tanah diendapkan hingga terpisah antara tanah dan H2O.
6.  Mengukur pH tanah
Ø Mengukur kadar air jenuh/lapang
1.     Menyiapkan 3 cawan petri, masing-masing diberi kode sample.
2.     Setiap cawan ditimbang beratnya masing-masing.
3.     Menaruh tanah di atas cawan dengan berat masing-masing sampel 10 gr.
4.     Tanah yang telah ditimbang dimasukkan kedalam oven dengan suhu 1050C, selama 2 hari.
5.      Ring dikeluarkan dari oven kemudian dimasukkan kedalam eksikator lalu ditimbang
III.             HASIL DAN PEBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil pengamatan kelompok IV
Klp
Bulk Density
Kadar Air Jenuh
Kadar Air Lapangan
pH Tanah

Smpl
1
Smpl 2
Smpl 3
Smpl 1
Smpl 2
Smpl 3
Smpl 1
Smpl 2
Smpl 3
Smpl 1
Smpl 2
Smpl 3
IV
1,6
g/cc
1,68 g/cc
1,76
g/cc
22,67 %
22,25 %
20,19 %
3,09 %
2,04 %
6,38 %
8,61
8,40
8,51

Tabel Hasil Pengamatan Kelompok I – VI
Klp
Bulk Density
Kadar Air Jenuh
Kadar Air Lapang
pH Tanah

Smpl
1
Smpl 2
Smpl 3
Smpl 1
Smpl 2
Smpl 3
Smpl 1
Smpl 2
Smpl 3
Smpl 1
Smpl 2
Smpl 3
I
1,56  g/cc
1,45 g/cc
1,48 g/cc
24,84%
24,71 %
22,17 %
6, 38 %
4,17 %
6,38 %
7,93
8,11
8,21
II
1,43 g/cc
1,51 g/cc
1,62 g/cc
26,53%
28,04 %
23,64 %
7,52 %
1,96 %
5,26 %
8,54
8,7
8,37
III
1,39 g/cc
1,38 g/cc
1,53 g/cc
31,61%
6,17 %
45,42 %
4,28 %
3,73 %
6,6 %
8,26
8,11
7,99
IV
1,69 g/cc
1,68 g/cc
1,79 g/cc
22,67%
22,25 %
20,19 %
3,09 %
20,04
6,38 %
8,61
8,40
8,51
V
1,39 g/cc
1,38 g/cc
1,52 g/cc
31,6%
6,2 %
45,4 %
4,27 %
3,31 %
6,6  %
8,46
8,29
8,22
VI
1,45 g/cc
1,84 g/cc
1,00 g/cc
31,98 
   %
83,97%
72,77%
3,09%
2,04%
1,01%
8,35
8,15
8,41

3.2       Pembahasan

Dalam pengambilan contoh tanah utuh dan tanah terganggu terdapat kegiatan-kegiatan atau cara kerja di lokasi lapangan. Pertama-tama tanah yang menjadi bahan untuk pengambilan contoh tanah dibersihkan dan diratakan permukaannya. Keadaan tanah jangan terlalu kering maupun basah. Selain itu, tabung silinder besi diletakkan tegak pada tanah tersebut lalu ditekan ke dalam. Kemudian untuk membantu pengambilan tanah yang utuh, maka digunakan tabung lain yang diletakkan di atas tabung pertama kemudian ditekan lebih dalam lagi sampai batas setengah dari tabung yang kedua. Untuk mengambil tabung yang pertama, tanah harus digali sampai kedalaman tanah lebih pada tabung pertama sehingga contoh tanah dapat utuh. Penggalian tanah menggunakan linggis dan setelah terangkat tabung kedua dipisahkan dan dibersihkan. Sedangkan pada tabung pertama, kelebihan sisa-sisa tanah dipotong dengan menggunakan kater. Dan dipotong sampai rata dan utuh di dalam tabung. Kemudian ditutup dengan plastik agar kelembaban tanah terjaga. Kegiatan ini diulang sebanyak dua kali sehingga dapat dibedakan antara contoh tanah yang satu dengan yang lain. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan dilokasi kampus.
Sebelum mengambil contoh tanah dilapangan, tabung-tabung tersebut dihitung diameter dan tingginya dengan jangka sorong. Selain itu, tabung-tabung juga ditimbang bobotnya agar setelah mengambil contoh tanah, bobot tanah basah dapat dihitung. Setelah tabung terisi penuh dengan tanah, maka kembali ditimbang dan ditutup dengan plastik dari aluminium. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 1050C selama 2x24 jam. Lalu setelah 2x24 jam tanah tersebut dimasukkan ke dalam eksikator. Hal ini bertujuan untuk menyamakan suhu contoh tanah dengan suhu ruangan. Contoh tanah yang dimasukkan ke dalam eksikator ditunggu (dibiarkan) selama 1 jam. Setelah 1 jam, plastik dibuka dan ditimbang kembali dan dicatat bobot keringnya. Setelah itu tanah dibersihkan.
Setelah dilakukan kegiatan praktikum di laboratorium dan praktikan telah menghitung kandungan kadar air tanah, maka didapatkan kadar air tanah jenuh (sampel 1) adalah 22.67 %, (sampel 2) adalah 22.25 %, dan (sampel 3) adalah  20.15 %. Sedangkan kadar air lapangan (sampel 1) adalah 3.09 %, (sampel 2) adalah 2.04 %, dan (sampel 3) adalah 6.38 %.  Adapun pengukuran pH tanah yaitu pada sampel 1= 8.61, sampel 2= 8.40, dan sampel 3= 8.51. sedangkan untuk Bulk Density (sampel 1) adalah 1.6 g/cc, (sampel 2) adalah 1.68 g/cc, (sampel 3) adalah 1.76 g/cc.
Dari perhitungan yang telah dibahas ini didapatkan hasil-hasil untuk pengukuran kadar air jenuh, kadar air lapangan, BD, dan pengukuran pH. Dalam hal ini terdapat perbedaan – perbedaan yakni : untuk kadar air jenuh di dapatkan rata-rata kadar air adalah 21,70%, sedangkan untuk rata-rata    kadar air lapangan adalah 3,83%.
Adanya perbedaan jumlah persentase pada kadar air jenuh dan kadar air lapangan disebabkan adanya perbedaan kadar air yang terkandung dalam masing-masing tanah. Dimana didapatkan rata-rata kadar air jenuh lebih besar dibandingkan kadar air lapangan. Penyebab dari perbedaan jumlah kadar air ini adalah kandungan bahan organic yang terkandung di dalam tanah berbeda. Kandungan bahan organic yang tinggi terdapat pada tanah utuh.
Apabila semakin tinggi kandungan bahan organic di dalam tanah maka juga akan mencerminkan semakin tinggi kadar air dan ketersediaan air di dalam tanah. Hal ini dikarenakan bahan orgaik tanah memiliki pori-pori mikro yang lebih banyak dibandingkan partikel mineral tanah. Hal ini menunjukkan bahwa luas permukaan penyerap air juga lebih banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
a.     Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
b.     Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
c.     Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah  dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
d.     Senyawa Kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
     Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
     Pengukuran dan penetapan pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan dari hasil pengukuran didapatkan nilai pH tanah pada sampel 1 = 8.61, sampel 2 = 8.40, dan sampel 3 = 8.52.
            Pengukuran pH tanah yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pH meter yang menunjukkan nilai pH tertentu yang berbeda. Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena pengaruh kesalahan dalam menggunakan pH dan faktor-faktor lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, dapat juga dengan menggunakan  indikator fenolptalin yang tidak berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan pada kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram dilarutkan pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan yang lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat digunakan indikator universal / campuran.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H+ di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion  lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan oin H+. pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih tinggi daripada ion H+. bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapat tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat tanah yang sangat penting.
          Dari hasil pengamatan diatas bahwa tanah yang berada di daerah kampus merupakan tanah alkali, karna pHnya diatas 8,5.
          Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bulk Density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi Bulk Density yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk Density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai Bulk Density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah anbisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut).   
          Berdasarkan dari perhitungan kelompok kami, rata-rata  Bulk Density yang didapat adalah 1,68. Adanya perbedaan yang didapat dari perhitungan masing-masing kelompok dikarenakan oleh pengampelan sampel tanah yang berbeda tempat, sehingga presentasi kadar air, bulk density, dan pH yang di dapat pun berbeda dari masing-masing kelompok.
IV.  KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.     Bulk Density menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah.
2.     Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah.
3.     Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah.
4.     Factor yang mempengaruhi pH adalah perbandingan antara air dengan tanah, kandungan garam-garam dalam larutan tanah, dan keseimbangan CO2 tanah  dan CO2 udara.
5.     Penetapan pH tanah dengan menggunakan pH meter hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan kertas lakmus.
Perhitungan
v Kadar air utuh
Sample A
Diketahui :
-       Berat ring kosong = 196,9 gr
-       Berat ring + tanah basah =442 gr
-       Berat ring + tanah kering = 396,7 gr
jawab :

Kadar air
                 22,67 %
          Sample B
Diketahui :
-     Berat ring kosong = 204,23 gr
-     Berat ring + tanah basah = 463 gr
-     Berat ring + tanah kering = 415,9 gr

Jawab :
Kadar air
 x 100 %
               
  22,25%

Sample C
Diketahui :
-       Berat ring kosong = 208,3 gr
-       Berat ring + tanah basah = 479,7 gr
-       Berat ring + tanah kering = 434,1 gr

Jawab  :

Kadar air    
                   x 100 %
    
    

v Kadar Air Lapangan
Sample A
Diketahui :
·         Tanah kering + wadah = 20,3 gr
·         Tanah  basah + wadah = 20,6 gr
·         Wadah kosong    = 10,6 gr

Kadar air 
                  %
                  
                 
Sample B
Diketahui :
·         Tanah  basah + wadah  = 20,5 gr
·         Tanah kering + wadah = 20,3 gr
·         Wadah kosong   = 10, 6 gr
Jawab :
Kadar air  %
                 x 100 %
                              
                 = 2,04 %

Sample C
Diketahui :
·         Tanah basah + wadah = 20,6 gr
·         Tanah kering + wadah = 20 gr
·         Wadah kosong = 10,6 gr
   
Jawab :
Kadar air  %
 x 100 %
=  6,38 %

v Bulk Density pada Tanah Utuh
Sample A
Diketahui :
·       Tinggi ring = 5,6 cm
·       Diameter   = 5,3 cm
·       Jari-jari      = 2,65 cm
·       W = (berat tanah kering - berat wadah kosong) = 199,8
Jawab :

B.D =  
g/cc
Sample B
Diketahui :
·       Tinggi ring = 5,7 cm
·       Diameter   = 5,3 cm
·       Jari-jari      = 2,65 cm
·       W = (berat tanah kering - berat wadah kosong) = 211,67


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: