BANJIR BANDANG DI PARIGI MOUTONG YANG MENYEBABKAN JEMBATAN TRANS SULAWESI PUTUS membuat warga terpaksa menyebrangkan motor menggunakan tenaga manusia dengan cara memikul motor . biyaya untuk menyebrangkan mortor adalah Rp.60.000 untuk motor kecil dan Rp.100.000 untuk motor besar. Menurut pengakuan salah satu pengendara motor yang motornya di sebrangkan, hal ini memang sangat membantu pengendara motor yang akan menyebrang, karena hanya ini jalan alternatif satu-satunya..
Lebih dari seribuan warga korban banjir bandang di sejumlah desa di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih mengungsi di rumah ibadah karena tempat tinggal mereka masih dipenuhi material lumpur. Banjir bandang di Parigi Moutong ini menewaskan seorang warga, satu warga masih hilang, dan 34 rumah hanyut serta hampir 100 rumah rusak parah.
selain jasa pemikulan motor tersedia juga jasa penyebrangan untuk orang yang akan menyebrang dengan cepat , biyaya penyebrangan ini adalah Rp.20.000 untuk 1 orang.. terdapat juga penyebrangan gratis yang di sediakan oleh aparat TNI dengan menggunakan prahu karet, namun penyebrangan menggunakan prahu karet lumayan agak lama di karenakan banyak warga yang ingin menyebrang menggunakan layanan ini, sehingga terjadi antrian yang panjang.
Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Drs H Longki Djanggola MSi mengatakan, banjir bandang yang melanda empat desa di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) bukan disebabkan adanya kegiatan pembabatan hutan atau illegal logging.
Hal itu katanya berdasarkan pemantauannya dari udara menggunakan helikopter ketika meninjau lokasi banjir di desa Boyantongo dan Lemusa. Longki menduga banjir bandang yang membawa lautan kayu hingga meruntuhkan jembatan Boyantongo tersebut lebih disebabkan oleh pembukaan lahan perkebunan di lereng-lereng bukit oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar