Tahap
pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan
simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek.
Secara jelas, cara berfikir simbolik ini diungkapkan dengan penggunaan bahasa
pada masa anak mulai berumur 2 tahun. Tahap ini juga dicirikan dengan pemikiran
intuitif pada anak. Dengan adanya penggunaan simbol itu, seorang anak dapat
mengungkapkan dan membicarakan sesuatu hal yang sudah terjadi. Ia juga dapat
membicarakan macam-macam benda dalam waktu yang bersamaan. Dengan penggunaan
bahasa, seorang anak dapat mengungkapkan suatu hal yang tidak sedang dilihat.
Ia juga dapat membicarakan sesuatu hal tanpa terikat pada ruang dan waktu di
mana hal tersebut terjadi. Dengan perkembangan ini, jelas bahwa intelegensi
anak makin berkembang.
Piaget membagi perkembangan kognitif tahap praoprasi
dalam dua bagian:
1) Umur
2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis,
2) Umur
4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif.
Pada
makalah ini, kami membahas beberapa unsur dari pemikiran simbolis, bahasa,
pemikiran intuitif, dan beberapa ciri tahap praoperasi yang lain.
A. PEMIKIRAN
SIMBOLIS ATAU SEMIOTIK ( UMUR 2-4 TAHUN)
Pada
umur 2 tahun, seorang anak mulai dapat menggunakan simbolatau tanda untuk
mempresentasikan suatu benda yang tidak tampak di hadapannya. Ia dapat
menggambarkan suatu benda atau kejadiaan yang sudah lalu. Fungsi semiotik atau
penggunaan simbol itu secara jelas tampak dalam 5 gejala berikut:
1)
Imitasi tidak langsung;
2)
Permainan simbolis;
3)
Menggambar;
4)
Gambaran mental;
5)
Bahasa ucapan.
Pemikiran
simbolis, yaitu pemikiran dengan menggunakan simbol atau tanda, berkembang
sewaktu anak menirukan sesuatu. Keaktifan seorang anak untuk menirukan orang
tuanya atau pengasuhnya akan memperlacar pemikiran simbolisnya. Demikian juga
kemampuan seorang anak menirukan macam-macam hal yang dialami dalam hidupnya
akan membantu pembentukan pengetahuan simbolisnnya.
1. Imitasi
tidak langsung
Pada tahap praoperasi ini, seorang anak
sudah mulai bermain tahap meniru, yaitu seorang anak bermain pasar-pasaran dengan menjual
kue-kuean dan semacamnya. Kue dan barang-barang pasar lainya itu merupakan
hasil imitasi( tiruan ) sewaktu ikut ibunya membuat kue atau berbelanja di
pasar.
2.
Permainan Simbolis
Pada tahap ini, seorang
anak sudah mulai dapat bermain mobi-mobilan dari balok-balok kecil. Kemudian
memberikan nama-nama pada bagian mobil-mobilan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Dan seorang anak putri sudah mulai bermain dengan bonekanya, seakan boneka itu
anak atau adiknya. Sifat permainan ini adalah imitatif, yaitu mencoba meniru
objek atau kejadian yang telah dialaminya.
Dalam permainan
simbolis, lebih sering seorang anak berbicara sendirian atau berbicara dengan
mainanya. Menurut piaget, tindakan itu merupakan suatu bentuk ekspresi diri
dengan dirinya sendiri sebagai pendengar. Ia tidak mempunyai keinginan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Ia hanya berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Dalam permainan ini, anak membentuk simbol-simbol dan penemuan-penemuan yang
menggambarkan suatu yang diinginkan. (Wadsworth, 1989)
3.
Menggambar
Pada tahap ini anak
mulai suka menggambar dengan menggunakan alat tulis. Di sekeliling kita sering
kita dapati seorang anak muali mencoret-coret dinding dengan menggunakan aramg
atau alat tulis lainnya. Dikalangan keluarga terdidik, seorang sudang mulai
mengikuti kakaknya menggambar atau mencoret-coret di atas kertas. Pada awalnya
seorang anak tidak tampak bahwa ia hendak menggambar sesuatu, tetapi
lama-kelamaan seorang anak mulai agak jelas apa yang digambarnya. Sehinnga
orang lain dapat mulai mengerti apa yang digambarnya.
Menggambar pada tahap
praoperasi merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental.
Unsur permainan simbolisnya terletak pada segi “keasenangan” pada diri anak
yang sedang menggambar. Unsur gambaran mentalnya terletak pada usaha anak untuk
mulai meniru sesuatu yang real.
4.
Gambaran Mental
Gambaran mental
adalah penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau.
Piaget membedakan dua kategori gambaran mental: gambaran reproduktif dan
gambaran antisipatoris. Gambaran reproduktif adalah gambaran terbatas untuik
menunjukkan pemandangan atau objek yang telah diketahui sebelumnya. Gambaran
antisipatoris adalah gambaran yang menunjukkan gerakan, perubahan, atau
transformasi, meskipun belum pernah dilihatnya.
Percobaan matalon menunjukkkan pada
tahap ini, kebanyakan anak memmpunyai gambaran tiruan yang lebih kecil daripada
gambar asli. Mereka lebih berpikir secara ordinal dan tiadak metrikal, lebih melihat pada titik asal dan
akhirdan tidak memmperhatikan intervalnya. Hal ini memperkuat penilaian bahwa
anak belum mempunyai gambaran kinetik dan transformasi yang lebih lengkap. Gmabaran
anak masih statis dan tidak kontinu.
5.
Bahasa Ucapan
Tahap
praoperasi yang paling penting adalah bahwa anak mulai menggunakan bahasa
ucapan. Anak menggunakan suara sebagai representasi benda atau kejadian.
Mula-mula, anak menggunakan satu kata sebagai satu kalimat, tetapi dengan cepat
ia akan mengembangkan kemampuan berbahasa ucapan itu. Pada umur 4 tahun,
biasanya seorang anak sudah lancar berbahasa dan menggunakakn tatabahasa dari
ibunya. (Wadsworth, 1989). Perkembangan bahasa ini sangat memperlancar perkembangan
konseptual anak dan juga perkembangan koknitif anak.
B.
BAHASA
1.
Perkembangan Bahasa
Menurut
Piaget, pertkembangan bahasa pada tahap praoperasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar