JELAJAHI LEBIH BANYAK ILMU PENGETAHUAN MENARIK DI DALAM BLOG INI, BILA INGIN MENYAMPAIKAN SARAN DAN KRITIK BISA COMENT LANGSUNG DI BLOG INI (TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA) BERBAGI ILMU: LAPORAN SEMENTARA FISIOLOGI TUMBUHAN, MENGUKUR LAJU TRANSPIRASI DENGAN PENIMBANGAN

LAPORAN SEMENTARA FISIOLOGI TUMBUHAN, MENGUKUR LAJU TRANSPIRASI DENGAN PENIMBANGAN

LAPORAN SEMENTARA FISIOLOGI TUMBUHAN 2


LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
MENGUKUR LAJU TRANSPIRASI DENGAN PENIMBANGAN 
OLEH : I PUTU EKA STYA DHARAMA



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
I. PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.  Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan.  Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi.  Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Tjitrosomo, S.S. 2004).
Transpirasi pada dasarnya sama dengan penguapan.  Traspirasi bisa terjadi melalui kutikula, stomata dan lentisel.  Sebenarnya seluruh bagian tanaman ini mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang kita bicarakan hanya transpirasi melalui daun karena menghilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewan daun.  Hal ini disebabakan karena luasnya permukaan daun dan juga karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain tanaman.
Transpirasi merupakan sutu akibat yang tidak dapat dielakkan luasnya permukaan daun-daun yang ada di udara merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penguapan mesti terjadi dan tidak mungkin dapat dicegah.  Transpirasi pada tanaman hakikatnya adalah suatu penguapan baru yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungannya dengan penggunaan sinar matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagian sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air (Miller, E. C., 2005).
Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel, 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi (Lakitan, B. 2005).
Pada umumnya transpirasi ini terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga melalui permukaan tubuh yang lainnya seperti batang.  Oleh karena itu dikenal 3 jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui stomata, melalui kutikula, dan melalui lentisel. Walaupun demikian, bahasan transpirasi ini biasanya dibatasi pada masalah-masalah transpirasi melalui daun, karena sebagian besar hilangnya molekul-molekul air ini lewat permukaan daun tumbuhan (Lakitan, B. 2005).
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban dan tersedianya air tanah.  Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stomata yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya (Loveless, A. R., 2009).
1.2       Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari Praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Megukur Laju Transpirasi Dengan Penimbangan  yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan pada laju transpirasi tumbuhan.  Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui pengaruh faktor lingkungan pada laju.
II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Botani Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter.  Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang ( N and B. K. Sinha., 2000).
Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm.  Tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip.  Diantara daun-daun yang menyirip besar terdapat sirip kecil dan ada pula yan bersirip besar lagi (bipinnatus).  Tanaman tomat dibiarkan melata dan cukup rimbun menutupi tanah. Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu (KanpurWilkins, M. B. 2008).  Tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip.  Diantara daun-daun yang menyirip besar terdapat sirip kecil dan ada pula yan bersirip besar lagi (bipinnatus).  Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau, Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya.  Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota.  Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang (KanpurWilkins, M. B. 2008).
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Bentuk buah tomat beragam lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat.  Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai.
Bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga.  Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih, putih kekuningan atau coklat muda. Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4 mm.  Biji saling melekat, diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.  Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji per buah.  Umumnya biji bahan perbanyakan tanaman Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari (Miller, E. C., 2005).
2.2       Mengukur Laju Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah di lakukan. Pengukuran laju treanspirasi dengan penimbangan adalah salah satu pengykuran yang tidak terlalu sulit di lakukan, cara pengukuran laju transpirasi dengan penimbangan adalah dengan menempatkan 2 buah jenis tanaman yang sama pada temperatur berbeda , dan kemudin di ukur berat awal dan berat akhirnya, kemudian hitung (Tjitrosomo, S.S. 2004).
Transpirasi (penguapan) merupakan pelepasan air dalam bentuk uap air melalui stomata Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi (Lakitan B.2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi yaitu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sebagai berikut  Kelembaban Jika kelembaban udara lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi, maka difusi air dari dalam ruang udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat, dan sebaliknya.  Kenaikan suhu lingkungan akan diikuti dengan naiknya suhu sel-sel daun.   Keadaan ini mempercepat penguapan air dari dalam sel-sel mesofil daun ke rongga-rongga sel yang mengakibatkan peningkatan laju transpirasi. Jika intensitas cahaya meningkat, maka transpirasi tumbuhan meningkat.  Pada umumnya angin cenderung meningkatkan laju transpirasi karena angin menyapu uap air yang terkumpul di dekat permukaan.
Jika kandungan air dalam tanah cukup banyak sehingga potensial air tanah lebih tinggi dari pada di dalam sel-sel tumbuhan, maka aliran air di dalam pembuluh kayu (xylem) dan laju transpirasi akan meningkat.
Faktor-faktor yang menentukan laju transpirasi yaitu Jumlah daun dan banyaknya stomata.  Jika daunnya banyak, daya isapnya juga besar dan banyaknya air yang diuapkan pun banyak.   Selain itu banyaknya penguapan juga tergantuk pada banyaknya stomata (mulut daun) (Tjitrosomo, 2004).
III.  METODE PRAKTEK
3.1        Waktu dan Tempat
             Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2011, pada pukul 14.00 Wita - sampai selesai.  Bertempat Di Labolatorium Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,  Palu.

3.2        Alat  dan Bahan
            Alat-alat yang digunakan yaitu 2 buah botol plastik dan alat timbang.   Bahan-bahan yang digunakan yaitu: 2 buah gabus penutup atau kapas, alummunium foil dan dua spesies tumbuhan yang masih kecil (tomat).

3.3        Cara Kerja
            Pada pengamatan laju Transpirasi yang kami lakukan yaitu pertama-tama menyiapkan dua pucuk tanaman (40 cm) pilihlah pucuk tanpa bunga.  Kemudian menyiapkan dua botol yang telah berisi air (1/2 tinggi botol), setelah itu menutupnya dengan penutup yang telah dilubangi kemudian masukan spesimen melalui lubang pada penutup.  Mencegah terjadinya penguapan selain melalui tanaman percobaan.
            Timbang botol berikut tanamannya, kemudian catat beratnya.  Kemudian letakkan satu botol dalam ruang dan satu lagi di luar ruang.  Setelah itu ukur beratnya setiap 30 menit sebanyak 3 kali, kembalikan ke tempat semula setelah penimbangan.  Setelah penimbangan terakhir, ambil tanaman dan ukur luas total daunnya dengan metode penimbangan dan yang terakhir menghitung.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Table 1.  Data pengamatan perubahan massa botol yang berisi tanaman cabai selama 90 menit.

No
Perlakuan
Berat Awal (gram)
Berat Akhir (graam)
Rata-rata
30
60
90

1
Di Luar Ruangan
200
0
0
10
   3,3      
2
Di Dalam Ruangan
200
0
0
0
0

4.2        Pembahasan
 Pada pengamatan laju transpirasi pada tanaman tomat yang berada dalam ruangan, hasil yang diperoleh pada penimbangan awal botol dalam ruangan selama 30 menit pertama sebesar 200 gram dan pada penimbangan ke dua hasil yang diperoleh yaitu 200 gram  dan yang ke tiga yaitu 200 gram.  Begitu pula dengan hasil penimbangan di luar ruangan selama 30 menit pertama sebesar 200 gram dan pada penimbangan ke dua hasil penimbangan yang diperoleh yaitu 200 gram dan yang ketiga ada perubahan berat ,turun 10 grammenjadi 190 gram.
Terlihat perubahan sekala berat pada tanaman yang di luar ruangan, yaitu bobot dari tanaman yang disimpan dalam botol berisi air, bobotnya berkurang berkurang 10 gram pada waktu 90 menit transpirasi dan rata-rata laju transpirasi pada tanaman yang di simpan pada luar ruangan adalah 3,3.   Hal ini terjadi karena tanaman yang di simpan di luar ruangan banyak di pengaruhi oleh faktor-faktor yang mempercepat berlangsungnya transpirasi, seperti cahaya, suhu angin dan lain-lain.  Sedangkan tanaman yang di simpan dalam ruangan dengan sebanyak 3 kali penimbangan dan dengan waktu 90 menit tidak ada menunjukan perubahan berat yang signifikan, itu di sebabkan karena di dalam ruangan faktor-faktor yang mempercepat transpirasi tidak sebanyak di luar ruangan.
Praktikum transpirasi ini bertujuan untuk mengukur laju transpirasi melalui daun tanaman dengan metode penimbangan. Metode tersebut digunakan karena dianggap paling efektif dan memungkinkan dilakukan untuk tanaman yang kecil dan cukup menggunakan botol air mineral, sehingga pengukuran laju transpirasi dapat dilakukan pada skala laboratorium.
 Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi.   Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap tumbuhan melalui stomata, kemungkunan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata (Tjitrosomo, 2004).
Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntunga bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembukuh xylem, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada ko, sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu (Kimball, J. W., 2003).
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah.  Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer.  Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambi karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis (Gardner, F. P ; R. B. Perace dan R. L. Mitchell., 2007).
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1          Kesimpulan

1.               Hasil praktikum menunjukan Berkurangnya bobot pada tanaman yang di simpan di luar ruangan di sebabkan oleh banyak faktor seperti  ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, dan kelembaban.
2.               Tidak berubahnya bobot pada tanaman yang di simpan di dalam ruangan di karenakan tanaman tidak di pengaruhi oleh faktor-faktor transpirasi seperti cahaya, angin dan lain-lain.
3.               Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata.

5.2        Saran
Saran saya selaku praktikan fisiologi tumbuhan yaitu agar praktikum fisiologi tumbuhan selanjutnya lebih baik dari praktek yang sekarang dan alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini lebih lengkap agar tidak menghambat berlangsungnya praktiku
DAFTAR PUSTAKA

Budidaya. Terjemahan H. Susilo. UI – Press, Jakarta.

Gardner, F. P ; R. B. Perace dan R. L. Mitchell., 2007. Fisiologi Tanaman

Kimball, J. W., 2003. Biologi. PT Erlangga, Jakarta.

KanpurWilkins, M. B. 2008. Fisiologi Tanaman I. Terjemahan M. M Sutedjo dan A. G. Kartasapotra. Bumi Aksara, Jakarta.

Lakitan, B. 2005. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada :  Jakarta.

Loveless, A. R., 2009. Prinsip – prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Miller, E. C., 2005. Plant Physiology. Mc Graw Hill Company. Inc, New YorPandey, S.

N and B. K. Sinha., 2000. Plant Phisiology.

Tjitrosomo, S.S. 2004. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa : Bandung











Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: